Selain Puasa 6 Hari, Ternyata Ada Anjuran Rasulullah SAW Menikah di Bulan Syawal

- 13 Mei 2021, 22:50 WIB
Menikahlah di usia yang matang
Menikahlah di usia yang matang /Dicky S/Pixabay/takmeomeo/free-photos

Ternyata, kebiasan masyarakat di Indonesia memilih menikah di bulan syawal itu mengacu pada hadits sahih dari Sayyidatina Aisyah radhiyallahu'anha berkata :

Baca Juga: Joe Biden ‘Diserbu’ Netizen Pendukung Palestina, Gedung Putih Kecam Keras Serangan Hamas ke Israel

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” ( HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 )

Tujuan mulia Rasulullah SAW menikahi ‘Aisyah di bulan Syawwal adalah untuk menepis anggapan bahwa menikah di bulan Syawwal adalah kesialan dan tidak membawa berkah.

Hal ini tidak dibenarkan karena merupakan keyakinan dan aqidah Arab Jahiliyah yang beranggapan bahawa di bukan syawal akan sial dan seperti halnya unta betina yang mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha).

Orang jahiliyah beranggapan bahwa menikah di bulan Syawal adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai ciri penolakan unta jantan yang mendekat.

Maka orang jahiliyah beranggapan para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para walipun enggan menikahkan putri mereka.

Namun, anggapan tersebut ditepis oleh Rasulullah SAW ketika menikahi Sayidah Aisyah di bulan Syawal.

Sebagaimana Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawwal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).

Halaman:

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah