Gerhana Bulan Super Moon Terjadi 26 Mei 2021, Berikut Tata Cara Sholat Sunat Gerhana Bulan

- 22 Mei 2021, 19:19 WIB
Gerhana Bulan Super Moon Terjadi 26 Mei 2021, Berikut Tata Cara Sholat Sunat Gerhana Bulan./*
Gerhana Bulan Super Moon Terjadi 26 Mei 2021, Berikut Tata Cara Sholat Sunat Gerhana Bulan./* /pexels.com/samer daboul

MANTRA SUKABUMI - Pada tanggal 26 mei 2021 akan terjadi gerhana bulan total atau disebut dengan Super Blood Moon.

Umat Islam ketika terjadi gerhana baik matahari maupun bulan disunatkan untuk melaksanakan sholat sunnat gerhana.

Bagaimana bacaan niat dan tata cara solat gerhana atau shalat kusuf tersebut?

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Siapa Sangka Sering Konsumsi Bakso Dapat Menimbulkan Penyakit Jantung Hingga Kanker

Berikut niat dan tata cara sholat gerhana atau salat kusuf, dikutip mantrasukabumi.com, dari laman Kemenag.go.id, Sabtu, 22 Mei 2021.

1. Membaca niat di dalam hati, berikut niat salat gerhana atau shalat kusuf:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala

Artinya: Saya berniat mengerjakan salat sunah Gerhana Bulan/Matahari sebagai imam/makmum karena Allah semata.

2. Takbiratul ihram, sebagaimana shalat biasa.

3. Membaca doa iftitah dan berta'awudz kemudian membaca surat Al Fatihah, membaca surat yang panjang dengan dijaharkan (dikeraskan suaranya).

Baca Juga: Saat Manusia Sakaratul Maut akan Datang 7 Godaan dari Iblis Muncul Berbagai Rupa Aneh Salah Satunya

Dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901).

4. Kemudian ruku sambil memanjangkannya.

5. Kemudian bangkit dari ruku (i’tidal) sambil mengucapkan Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd’.

6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama).

7. Ruku kembali (ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku sebelumnya.

8. Kemudian bangkit dari ruku (i’tidal).

Baca Juga: Banjir TKA China, Said Didu: Negara Udah Mau Kiamat, Boleh Jenguk Orang Utan, Orang Tua Gak Boleh

9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

10 Dilanjutkan bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya).

11. Tasyahud hingga Salam.

Setelah shalat gerhana, imam lalu menyampaikan khotbah kepada jemaah.

Khotbah tersebut berisi anjuran kepada jamaah untuk berzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan hal-hal baik lainnya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan fenomena GBT yang akan datang itu sangat spesial karena terjadi 195 tahun sekali.

Baca Juga: Saingi Amanda Manopo dan Arya Saloka, Aliando dan Michelle Ziudith Bintangi Sinetron Terbaru di SCTV

Selain itu, gerhana Bulan kali ini beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi, atau biasa disebut Super Moon.

Gerhana Bulan berwarna merah Selain tampak lebih besar dibanding biasanya, pada saat gerhana Bulan nanti, Bulan juga akan tampak merah karena pembiasaan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi. "Oleh karenanya, GBT kali ini disebut juga dengan Bulan Merah Super atau Super Blood Moon," demikian keterangan Lapan

Keunikan GBT Merah Super

Selain berwarna merah, Lapan mengatakan, GBT Merah Super yang akan datang juga memiliki sejumlah keunikan lain, antara lain:

Baca Juga: Tanda Kiamat Semakin Terlihat, Rasulullah SAW Anjurkan Tempati Tiga Negeri ini

Lebar sudutnya yang lebih besar 13,77 persen dibandingkan ketika berada di titik terjauhnya (apoge)

Kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terangan 29,1 persen dibandingkan ketika apoge

GBT yang akan datang itu juga bertepatan dengan Detik-Detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB, 19.13.30 WITA, dan 20.13.30 WIT.

Lokasi melihatnya

Secara global, GBT kali ini dapat disaksikan dari wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis.

Baca Juga: Berikut Cara Agar Asam Lambung Tak Mudah Kambuh, Dijamin Ampuh

Sedangkan untuk wilayah Indonesia, GBT kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur).

Lapan menyebutkan, untuk menyaksikan GBT Merah Super tidak perlu menggunakan alat bantu optik apapun.

195 tahun sekali

Menurut Lapan, GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak sudah beberapa kali terjadi dalam seabad terakhir, yakni pada 24 Mei 1990, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Lapan menyebutkan, fenomena serupa akan kembali terjadi pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106.

Baca Juga: Link Live Streaming La Liga: Real Madrid vs Villarreal: Perebutan Gelar Juara Hingga Pekan Terakhir

Sedangkan fenomena Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844, dan 21 Mei 1845.

Lapan mengatakan, fenomena tersebut akan berulang setiap 195 tahun sekali, dan akan kembali terjadi pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217, dan 16 Mei 2394.***

Editor: Fauzan Evan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah