Khutbah Gerhana Bulan, Teraturnya Peredaran Bumi Bulan dan Matahari

- 26 Mei 2021, 13:42 WIB
Contoh teks khutbah Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021.
Contoh teks khutbah Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021. /pexels.com/samer daboul

MANTRA SUKABUMI - Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi.

Proses Gerhana Bulan Total yang akan terjadi di Indonesia tanggal 26 Mei 2021.

Berikut Khutbah Gerhana Bulan dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi nu.or.id pada 26 Mei 2021.

Baca Juga: Geram dengan Adanya PNS Bodong, Alvin Lie: Hebat Ya, Sementara Rakyat Dibebani Berbagai Biaya dan Pajak

Baca Juga: Link Live Streaming RCTI Ikatan Cinta : Ricky Bongkar Hubungannya dengan Elsa, Nino Putuskan untuk Cerai

Khutbah I

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمَ  ×٩  الَّذِي لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. الحَمْدُ للهِ الّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ

Jamaah shalat gerhana bulan yang berbahagia, Kita yang hadir dalam majelis ini tentu mengimani bahwa keberadaan alam semesta beserta segenap isinya adalah salah satu bukti kemahakuasaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Mulai dari skala makrokosmos hingga mikrokosmos. Struktur skala makro alam semesta tercermin melalui galaksi, gugusan bintang-gemintang hingga sistem keplanetan atau tata surya.

Semuanya berukuran sangat besar namun sangat jauh sehingga banyak yang hanya bisa dilihat melalui teleskop-teleskop raksasa berteknologi tercanggih pada saat ini.

Berkas cahaya yang mereka pancarkan membutuhkan waktu ratusan ribu, jutaan, ratusan juta, dan bahkan ada yang sampai bermiliar tahun untuk tiba di Bumi.

Padahal seberkas cahaya mampu menempuh jarak 300.000 kilometer dalam setiap detiknya. Demikian pula struktur skala mikro alam semesta yang meliputi proton, elektron, atom, proton, molekul hingga benda-benda renik lainnya.

Baca Juga: Bahaya, 6 Jenis Ikan Ini Sebaiknya Tak Dimakan Meski Beredar di Pasaran

Termasuk virus, yang sedang merebak di sekitar kita akhir-akhir ini sebagai wabah penyakit Covid-19 yang telah menjadi pandemi di segenap penjuru Bumi.

 Kita tak bisa menyaksikan langsung sebuah virus, karena ukurannya jauh lebih kecil dari ketebalan sehelai rambut. Membutuhkan mikroskop khusus yang dinamakan mikroskop elektron untuk melihatnya.

Namun gejala-gejala yang ditimbulkannya dapat dirasakan terutama pada saudara-saudara kita yang telah terjangkiti penyakit ini.

Semuanya adalah makhluk Allah dan tak satu pun yang lepas dari sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai Rabbul ‘alamin.

 pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al-Khaliqu kullasyai’, pencipta segala sesuatu. Apa pun dan siapa pun, baik yang sudah kita ketahui hingga saat ini maupun yang belum.

 Allah subhanahu wa ta‘ala menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai ayat atau tanda akan keberadaan-Nya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

 سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ

Artinya : “Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda–tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat: 53).

Allah Akbar 3X, Malam ini, Rabu, tanggal 15 Syawal 1442H/26 Mei 2021 terjadi lagi Gerhana Bulan Total (GBT) yang bisa disaksikan umat Islam Indonesia.

Baca Juga: 97 Ribu ASN Siluman Dapat Gaji Setiap Bulan, Fadli Zon: Bisa Dipakai untuk Naikkan Gaji Honorer

Gerhana bulan dimulai pukul 16.44 WIB, awal gerhana total 18.11, puncak gerhana total pukul 18.18, akhir gerhana total pukul 18.26, dan akhir gerhana pukul 19.52.

 Peristiwa Gerhana Bulan Total yang sedang terjadi dan sedang disaksikan sebagian kita pada saat ini, sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda atau ayat.

Patut disyukuri pada saat ini kita telah memiliki pengetahuan lebih baik dalam memahami Gerhana Bulan, yang termaktub dalam Ilmu Falak.

Kini kita mengetahui bahwa Gerhana Bulan merupakan produk kesejajaran sebagai buah pergerakan Bulan mengelilingi Bumi dan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari secara ritmis, mengikuti sunnatullah (hukum Allah).

Demikian pula pandemi Covid-19 yang sedang kita alami pada saat ini, juga merupakan tanda.

Tanda keberadaan Allah melalui virus baru yang tak pernah dikenali sebelumnya sepanjang sejarah. 

Pada saat ini ilmu kedokteran mulai berhasil menguak sebagian sifat virus penyebab penyakitnya serta sedang giat-giatnya meneliti vaksin yang tepat dan obat yang cocok untuk menanganinya.

 Allah Akbar 3X, Gerhana matahari atau gerhana bulan hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.

Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Justru dengan terjadinya gerhana, memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya.

Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 26 Mei 2021: Andin Keguguran, Al Sedih Dan Menyesal

Allah berfirman dalam surat Ibrahim, sebagai berikut:

 وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَاۤىِٕبَيْنِۚ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Artinya, “Dia telah menundukkan bagimu Matahari dan Bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang,” (QS Ibrahim: 33).

Allah Akbar 3X, Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana?

Pada awalnya orang-orang menganggap Bumi diam, Bulan dan Matahari yang mengitari Bumi dalam konsep geosentris.

Kemudian berkembang pemahaman, Matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, semantara itu, benda-benda langitlah yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris.

 Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.

Tetapi Al-Qur’an memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya Bulan dan Matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya.

Matahari bersinar dan Bulan bercahaya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

 هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya, “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).344) Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar.

Baca Juga: Dua Rakaat Tapi 4 Kali Baca Al Fatihah, Begini Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Bulan yang Tepat

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x