Baca Juga: Natalius Pigai Makan Berdua di Kantor Menhan RI, Netizen: Prabowo Subianto Pembohong
Adakah dari kita, ketika ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dibacakan, imannya menjadi bertambah dan mereka merasa gembira karena telah merasakan manisnya bisa membenarkan dan mengamalkan hukum-hukumnya?
Adakah dari kita yang mewujudkan tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? hanya bersandar kepada-Nya serta tidak menggantungkan diri kepada selain-Nya? Adakah dari kita yang mengerjakan shalat sesuai yang tuntutan agama, dengan cara menjaga shalat itu dan menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya?
Adakah dari kita yang menginfakkan sebagian rezekinya yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara membayar zakat dan menutup kekurangan kaum kerabat dan orang-orang fakir miskin?
Wahai kaum Muslimin, marilah sejenak kita memikirkan keadaan saudara kita sesama Muslim. Jika kita perhatikan keadaan mereka saat ini, tidak hanya di negeri ini saja, akan tetapi di seluruh negara Islam, kita akan dapati mereka bukanlah Muslim dan Mukmin sejati, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mulai yang kaya hingga yang miskin, mereka meremehkan (agama) dan tidak menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi kewajiban mereka sebagai hamba-Nya.
Penyepelean dalam perkara keimanan maupun keyakinan dan penyepelean dalam akhlak dan pemeliharaanya. banyak umat Islam yang meremehkan masalah keimanan dan keyakinan sebagaimana mereka juga meremehkan masalah akhlak dan penjagaannya serta meremehkan amalan.
Mereka menyepelekan keimanan dan keyakinan karena sebagian umat Islam, terlebih bagi orang yang pernah tinggal beberapa waktu di negeri kafir dan meneguk pemikiran mereka yang telah terkontaminasi dan peradaban mereka yang palsu; kita dapati dalam hati mereka ada keraguan terhadap berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya berupa perkara-perkara ghaib.
Baca Juga: Berikut 9 Titik Pijat Refleksi yang Dapat Menyehatkan Berbagai Penyakit, Salah Satunya Area Kaki
Mereka ragu-ragu dengan keberadaan malaikat, keberadaan jin, dan kebenaran risalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan sebagian mereka ragu dengan keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, keberadaan penciptanya sendiri.