Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan dan Dzulhijjah Dibarengi? Simak Penjelasannya Berikut ini

- 12 Juli 2021, 10:03 WIB
Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan dan Dzulhijjah Dibarengi? Simak Penjelasannya Berikut ini
Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan dan Dzulhijjah Dibarengi? Simak Penjelasannya Berikut ini /Pexels/Bongkarn

MANTRA SUKABUMI - Puasa di bulan suci Ramadhan kadang kala selalu ada saja hambatan hingga kita harus mengqadhanya.

Saat ingin mengqadha namun ingin dibarengi juga dengan puasa di bulan Dzulhijjah.

Lantas, apakah itu diperbolehkan?

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Berikut ini adalah hukum bolehkah Puasa Qadha Ramadhan dan Dzulhijjah dibarengi.

Puasa di bulan Dzulhijjah termasuk salah satu sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW kepada umatnya yang beragama Islam.

Puasa Dzulhijjah memiliki keagungan dan keutamaan bagi yang melaksanakannya. Namun bagaimana jika digabung dengan puasa qadha Ramadhan.

Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah boleh digabung dengan puasa qadha Ramadhan atau puasa Senin-Kamis, menurut sejumlah ulama.

Ini merupakan pendapat Hanafiyah, Syafi'iyah, dan Imam Ahmad dalam salah satu riwayat.

Sebagimana dikutip mantrasukabumi.com dari NU Online terkait menggabungkan puasa qadha Ramadhan dengan puasa Dzulhijjah:

Pertama, qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah.

Baca Juga: Niat Puasa Qadha Ramadhan, Apa Bisa Dibarengi dengan Puasa Sunnah? ini Penjelasan Buya Yahya

Sebagaimana disampaikan Syekh Zakariya Al-Anshari berikut ini:

قَوْلُهُ وَصَوْمُ عَاشُورَاءَ) أَفْتَى الْبَارِزِيُّ بِأَنَّ مَنْ صَامَ عَاشُورَاءَ مَثَلًا عَنْ قَضَاءٍ أَوْ نَذْرٍ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَوَافَقَهُ الْأَصْفُونِيُّ وَالْفَقِيهُ عَبْدُ اللَّهِ النَّاشِرِيُّ وَالْفَقِيهُ عَلِيُّ بْنُ إبْرَاهِيمَ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ (قَوْلُهُ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ اُحْتُسِبَ عَلَى اللَّهِ إلَخْ) الْحِكْمَةُ فِي كَوْنِ صَوْمِ عَرَفَةَ بِسَنَتَيْنِ وَعَاشُورَاءَ بِسَنَةٍ أَنَّ عَرَفَةَ يَوْمٌ مُحَمَّدِيٌّ يَعْنِي أَنَّ صَوْمَهُ مُخْتَصٌّ بِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَاشُورَاءَ يَوْمٌ مُوسَوِيٌّ

Artinya, “(Puasa Asyura). Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad. (Puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS,” (Lihat Syekh Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 388). Hal serupa Sayyid Bakri dalam Kitab I‘anatut Thalibin. Menurutnya, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk dipuasakan akan mendapatkan keutamaan sebagai mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar.

Namun sebaiknya bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan sebaiknya mengqadha hutang puasanya terlebih dahulu.

Setelah itu mereka baru boleh mengamalkan puasa sunnah Arafah.

Tetapi jika utang puasa Ramadhan itu baru teringat jelang hari Arafah, sebaiknya ia membayar qadha puasanya di hari Arafah.***

Editor: Indira Murti

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah