Gus Baha Jelaskan Orang Baik akan Resah Jika Ilmunya Tak Disalurkan, ini Alasannya

- 25 Juli 2021, 20:56 WIB
Gus Baha Jelaskan Orang Baik akan Resah Jika Ilmunya Tak Disalurkan, ini Alasannya./*
Gus Baha Jelaskan Orang Baik akan Resah Jika Ilmunya Tak Disalurkan, ini Alasannya./* /Instagram/@ngajigusbaha

Terjemahan "Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu."

Memaknai analogi kedua, Gus Baha menganalogikan, jika seorang membeli kendaraan dengan uang hasil kerja kerasnya, dari warisan orang tua, atau dari apa saja yang sumber materi miliknya.

Baca Juga: Gus Baha Ditanya Soal Ngaji Lewat YouTube: itu Tetap Barokah karena Kebaikan Tak Perlu Minta Izin

Kemudian ada orang yang merasa memiliki kendaraan tersebut, seperti pemiliknya. Menurut Gus Baha, hal tersebut menjadi peristiwa aneh.

Tidak ikut beli kendaraan, tetapi merasa memiliki, menguasai dan memakai sama seperti pembelinya.

Sama halnya dengan Allah. yang menciptakan langit dan bumi dengan sendiri. Lalu kemudian ada Tuhan-Tuhan yang dipertuhankan ikut menuhani bumi, sementara tidak terlibat dalam penciptaan langit dan bumi.

"Untuk memenuhi bumi dan langit harus ikut menciptakan bumi dan langit. Sementara kita tahu pencipta langit dan bumi hanya Allah Swt," tegas Gus Baha.

Namun, lanjutnya, Allah secara indah menjelaskan betapa naifnya teori syirik, teori menuhankan selain Allah,

dengan analogi jika kita punya barang yang dibeli dengan harta dan aset kepunyaan kita, apakah kita ridha jika ada orang lain yang merasa memiliki barang itu setingkat kita dan merasa persis dalam penguasaan barang milik kita.

"Pasti kita tidak mau, begitupun dengan Allah. Masak yang tidak ikut menciptakan langit dan bumi kamu pertuhankan setingkat Allah," papar Gus Baha.

Dari peristiwa tersebut, akhirnya penyembah latta dan beberapa orang musyrik lain sadar dengan analogi itu dan mereka pun mau bertauhid dan menyembah Allah.

"Islam itu agama Ilmu, agama yang dimulai dengan kata-kata fa'lam annahu la ilaha illallah. Jadi keyakinan, akidah, harus dibangun berdasarkan ilmu.

" Jadi betapa mulianya para pengampu ilmu," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah