Ustadz Adi Hidayat Jelaskan 4 Hadist yang Dinyatakan Palsu

- 1 Agustus 2021, 15:20 WIB
Ustadz Adi Hidayat Jelaskan 4 Hadist yang Dinyatakan Palsu./*
Ustadz Adi Hidayat Jelaskan 4 Hadist yang Dinyatakan Palsu./* /Tangkap layar Youtube.com/Adi Hidayat Official

MANTRA SUKABUMI - Penceramah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hadist yang ternyata palsu.

Ustadz Adi Hidayat atau biasa disapa UAH dalam sebuah ceramah yang diunggah ke media sosialnya mengatakan 4 hadits palsu tersebut.

Padahal 4 hadits tersebut cukup populer yang banyak beredar di kalangan masyarakat umum.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Lalu Ustadz Adi Hidayat memaparkan juga tentang tiga jenis hadits palsu menurut para ulama.

Dilansir mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Majlis pada 1 Agustus 2021.

Kemudian sang ustadz mengatakan dalam Islam tidak diperkenankan untuk menyampaikan informasi kecuali dari sumber yang jelas.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Isra ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."

"Jangan sampai anda ikuti sesuatu yang belum jelas pengetahuannya. Hati-hati. Bahkan dalam hal sederhana pun," papar Ustadz Adi Hidayat.

Ayat lain yang berkaitan dengan hal ini adalah surah Al Hujurat ayat 6:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Jelaskan Perihal Kemampuan Manusia Dapat Lihat Jin

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur'an ini kemudian dipraktikkan oleh para ulama sepeninggal Nabi Muhammad SAW.

Para ulama tersebut merumuskan hadits-hadits Nabi dengan menggunakan metode kajian ilmiah, yakni mencari sumber yang benar-benar akurat.

"Tidak boleh ada hadits disebutkan (sebagai) hadits kecuali jelas sumber informasinya," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan dalam ilmu hadits ada yang disebut sebagai sanad untuk memastikan bahwa suatu hadits memang benar-benar merupakan riwayat dari Nabi SAW.

"Dari sini muncul istilah hadits shahih, ada hadits dhoif. Dibagi lagi, ada (hadits) yang tidak bisa diamalkan (palsu), yaitu munkar, matruk, dan maudhu'," kata Ustadz Adi Hidayat.

1. Hadits Munkar.

Hadits munkar adalah hadits yang diingkari oleh para ulama karena perawinya tertuduh fasik atau sering kali berbuat perbuatan yang merusak dalam Islam.

"Ada yang kadang-kadang dia berdusta, ada kadang terlihat makan makanan yang tidak baik," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Contoh hadits munkar menurut Ustadz Adi Hidayat yaitu yang berbunyi:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, mohon berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan."

Inilah hadits pertama yang populer di kalangan masyarakat namun ternyata palsu.

Baca Juga: Doa Ibu Paling Manjur, Begini Kata Ustadz Abdul Somad

Menurut sang ustadz, sebuah hadits dianggap munkar bukanlah karena isinya yang salah, melainkan karena diriwayatkan oleh orang yang bermasalah.

"Munkar itu bukan karena isinya salah, isinya belum tentu salah, tetapi diriwayatkan oleh orang yang bermasalah," ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa seseorang tetap diperbolehkan untuk berdoa atau pun memohon kepada Allah menggunakan kalimat ini.

"Yang salah itu ketika anda menyebutkan (kalimat) ini (sebagai) hadits," tambah Ustadz Adi Hidayat.

2. Hadits Matruk atau Semi Palsu

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits terburuk kedua yang tidak dapat dijadikan sebagai dalil.

Hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh sering berdusta dalam hidupnya.

Dusta perawi ini tidak hanya kebohongan yang disengaja seperti pada umumnya, melainkan juga dusta yang disampaikan dalam bentuk kisah-kisah fiktif.

"Menyampaikan kisah-kisah fiktif, sehingga tidak bisa dibedakan antara kisah dengan hadits," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Hadits yang disampaikan perawi seperti ditolak serta diingkari dan ditinggalkan oleh para ulama.

Contoh hadits populer yang termasuk matruk yaitu:

أَوَّلُ رَمَضَان رَحْمَة وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَة وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّار

Contoh hadits maudhu' yang populer di kalangan masyarakat menurut Ustadz Adi Hidayat yaitu: "Makan saat lapar, berhenti sebelum kenyang."

Atau lengkapnya sebagai berikut:


ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻻَ ﻧَﺄْﻛُﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺠُﻮْﻉَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻠْﻨَﺎ ﻻَ ﻧَﺸْﺒَﻊُ

Artinya: "Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak pernah sampai kenyang."

Baca Juga: Ustadz Das'ad Latif: Jangan Jadikan Suami Tahanan Kota, Piring Bisa Dibeli Harga Diri Tak Boleh Diinjak-injak

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa saking palsunya, hadits ini bahkan tidak dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadits palsu.

Kalimat ini justru ditemukan dalam kitab kisah karya Syekh Jalal bin Asy Suyuthi. Kisahnya yaitu tentang seorang raja yang meminta pendapat empat orang dokter.

Menurut, Ustadz Adi Hidayat kalimat ini sebenarnya tidak salah dan resepnya bisa jadi bagus untuk diikuti.

Namun, menyebutnya sebagai hadits adalah tindakan yang salah karena Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mengatakannya.

Selain tiga hadits di atas, Ustadz Adi Hidayat menyebutkan pula hadits keempat yang populer di masyarakat namun sebenarnya palsu, yaitu:

اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

Artinya: "Kebersihan sebagian daripada iman."

Itulah pemaparan Ustadz Adi Hidayat mengenai empat hadits palsu yang populer di masyarakat dengan disertai penjelasan tentang jenis-jenis hadits palsu. Semoga bermanfaat.***

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah