Mantan Presiden Gus Dur Dikagumi Gus Baha dari Kacamata Fiqih

- 9 Agustus 2021, 20:05 WIB
Gus Baha menjelaskan orang yang yang berziarah kubur akan mendapat pahala dan dapat menyelesaikan masalah rumah tangga.
Gus Baha menjelaskan orang yang yang berziarah kubur akan mendapat pahala dan dapat menyelesaikan masalah rumah tangga. /Tangkapan layar Youtube/Najwa Syihab



MANTRA SUKABUMI - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahaudin Nur Salim atau Gus Baha mengaku orang yang juga mengidolakan sosok Gus Dur.

Menurut Gus Baha Terutama dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan fikih.

Ini sesuai dengan ilmu yang ditekuni Gus Baha.   "Saya akan mengagumi Gus Dur dari segi fikih,"

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Hal itu diungkapkan Gus Baha saat mengisi ceramah agama di Haul ke-10 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur tahun lalu.dikutip mantrasukabumi.com dari akun nu.or.id pada 9 Agustus 2021.

Di antara masalah fikih yang dikagumi oleh Gus Baha saat Gus Dur dilengserkan dari presiden yang dikenang para ulama Indonesia dan sejumlah tokoh dunia.

Saat itu, Gus Dur berhasil mengelola konflik tersebut sehingga tidak terjadi pertempuhan darah.   

Bagi Gus Baha ini satu prestasi yang diyakini menjadi amal baiknya.

Menurut pandangan Gus Baha, sikap Gus Dur ini searah dengan kaidah fikih yaitu dar'ul mafasid muqaddamun ala jalbil mashalih.    

 Islam sejak dulu sebisa mungkin menekankan agar tidak ada darah yang menetes, apalagi demi kekuasaan.
 
Rasulullah mencontohkan cara cinta damai saat berdamai dalam perjanjian hudaibiyah.

Saat itu, Suhail bin Amr memberi sekian poin yang semua merugikan Rasulallah. Tapi Nabi tetap menerima.

  "Tapi Rasulallah nuruti itu semua agar tidak terjadi tumpah darah. Padahal Suhail saat itu masih kafir. Perdamaian harus kita jaga," tambahnya. 

Baca Juga: Gus Baha : Musyrik atau Tidak Hukum Percaya Jimat, Berikut Penjelasannya
 
Dalam perjanjian tersebut, Nabi Muhammad SAW hanya minta satu hal yaitu orang kafir Quraisy tidak boleh melarang orang diskusi tentang Islam.

Akhirnya banyak orang diskusi tentang Tuhan, agama, dan macam-macam.

Dari sini banyak orang-orang mulai membandingkan antara enak mana punya Tuhan berupa batu atau Tuhan yang dibawa Nabi Muhammad.

Banyak yang mulai kritis menanyakan alasan kenapa menyembah batu barang mati dan sesuatu yang dipahat sendiri.   

"Karena mereka diskusi bebas tanpa tekanan akhirnya mereka memilih Islam. Karena banyak yang masuk Islam maka otomatis perjanjian itu dibatalkan.

Ini keberhasilan luar biasa. Ini sama dengan pilihan Gus Dur mencegah pertumpahan darah," pungkasnya.***

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x