لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa 'ala kulli syaiin qadir.
Dzikir tersebut dibaca sebanyak 10 kali oleh Mbah Moen bersama santrinya di pondok pesantren Al Anwar.
Disebutkan dalam kitab Al-Husun Al-Mani'ah karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki bahwa orang yang membaca wirid tersebut sepuluh kali pada pagi hari atau shubuh, maka ia akan mendapatkan keutamaan berupa:
1. Ditulis baginya sepuluh kebaikan.
2. Dilebur untuknya sepuluh keburukan.
3. Diangkat baginya sepuluh derajat.
4. Mendapatkan pahala memerdekakan empat hamba sahaya.
5. Kalimat itu menjadi perisai baginya sampai sore hari.
Bila kalimat itu dibaca sepuluh kali setelah sholat Maghrib, maka kalimat itu menjadi perisai baginya sampai pagi hari.