Ustadz Adi Hidayat Sebut Orang Gemar Sholat dan Zakat Namun Jadi Orang Bangkrut, UAH: Ini Alasannya

- 23 Agustus 2021, 18:19 WIB
Mengapa orang rajin shalat dan zakat hingga puasa tapi bangkrut? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Alasannya.
Mengapa orang rajin shalat dan zakat hingga puasa tapi bangkrut? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Alasannya. /Tangkap layar YouTube.com/Dakwah Elite

MANTRA SUKABUMI - Pendakwah kondang Ustad Adi Hidayat mengungkap alasan dibalik seseorang yang rajin sholat dan zakat hingga puasa namun merugi di akhirat.

Hal tersebut disampaikan Ustadz Adi Hidayat atau UAH dalam sebuah ceramah yang ia unggah di akun Instagram pribadinya.

Dalam video ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat menceritakan sebuah kisah yang bersumber dari hadits Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Gus Baha: Jika Kalian Masih Miskin Berbahagialah, Karena Mudah Jadi Orang Dermawan, Ini Alasannya

Baca Juga: Biodata dan Profil Muhammad Kace yang Viral Karena Sebut Nabi Dekat Dengan Jin dan Tak Akan Masuk Surga

"Saya sebutkan satu hadits Rasulullah SAW riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra, Nabi sedang duduk-duduk dengan para sahabat," ujar UAH.

Nabi lantas bertanya kepada para sahabat apakah mereka tahu orang yang dikatakan sebagai orang yang bangkrut.

Para sahabat kemudian menjawab orang bangkrut menurut mereka adalah yang tidak memiliki uang dan aset.

Nabi lantas memberikan jawaban lain dari yang disebutkan oleh para sahabat terkait orang bangkrut tersebut.

"Orang bangkrut dari umatku itu, awas ya tolong hati-hati betul, Nabi tidak menyebutkan umatnya Musa as umatnya Isa as, tapi umatnya Nabi, jadi ada orang yang mengaku umatnya Rasulullah tapi bangkrut, waliyadzubillah," kata UAH.

UAH lantas melanjutkan bahwa orang yang bangkrut itu adalah orang yang datang dihari kiamat dengan pahala sholat yang rajin, puasanya rajin, zakatnya juga rajin.

Baca Juga: Amalan Agar Jasad Tetap Utuh Meski Sudah Lama Dikubur Menurut Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan

"Cuma sayang, dia sholat tapi anehnya kok bisa gemar juga mencela orang lain, menuduh orang lain, ada yang berkelahi, dan puncaknya adalah menumpahkan darah, Allahu Akbar,"

"Nyakitin orang sebut nama Allah, bom sini bom sana, tembak sini tembak sana, menyebutkan nama Allah dengan cara yang tidak benar, di tempat yang tidak dibenarkan secara syariat, cuma dia melakukan itu, itu yang disebut orang yang salah," imbuhnya.

UAH kemudian menjelaskan, setelah itu yang terjadi adalah akan ditimbang, yakni amal shaleh akan menutup amal yang salah.

"Maka ditimbang ini yang rajin sholatnya, maka di tutupkan kepada pahala celaan, jadi kalau ada orang sholat kemudian mencela seseorang, maka mohon maaf teman-teman sekalian, pahala sholatnya ini akan di tutupkan oleh Allah kepada celaannya, diberikan kepada yang dicela tadi," ujarnya.

"Kemudian mohon maaf puasa tapi suka menuduh orang, ikut taklim tapi juga suka berselisih, kemudian juga berhaji tapi suka menipu dan sebagainya," sambungnya.

Menurut UAH, puncaknya adalah ketika habis amal baiknya, yang tersisa adalah keburukan.

"Pernah berbohong misalnya, pernah nyebar hoax, memfitnah misalnya, maka di ambillah, karena tidak punya amal baik lagi, di ambillah kesalahan orang-orang yang pernah dihinakan," pungkasnya.***

Editor: Andriana

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah