Network
MANTRA SUKABUMI - Dalam sebuah kesempatan dakwah, Gus Baha memberikan pesan untuk senang membaca Quran.
Namun, pesan Gus Baha hanya satu ketika senang membaca Quran yaitu harus ikhlas.
Gus Baha juga bilang kalau seandainya sudah senang Quran untuk tidak senang ketika dihormati orang.
Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru
Kenapa? Karena kata Gus Baha pujian orang itu hanya bersifat sementara dan tak baik ketika senang Quran, tapi ada niat yang tak ikhlas atau semisal ingin dipuji orang.
"Nanti Kalau Bapakmu Meninggal Tetap Senang Quran Yah, Jangan Senang Dihormati Orang" kata Gus Baha, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah dikanal YouTube Santri Muda Gus Baha pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
Sebagai contoh, ulama yang terkenal kesederhanaannya itu menjelaskan hal ini dengan membaginya menjadi 3 pesan.
1. Diajarkan Hidup Sendiri
Menurut Gus Baha cara ketiga untuk bentuk kepribadian anak agar tumbuh sempurna dan tak mudah kecewa yaitu sering diajarkan hidup sendiri.
"Sering hidup sendiri, biar apa? Biar tidak terbiasa taklik (bergantung pada hal tertentu).
2. Biasakan Ajak Bahas Soal Kematian
Menurut Gus Baha cara pertama untuk bentuk kepribadian anak agar tumbuh sempurna dan tak mudah kecewa yaitu membiasakan anak untuk membahas kematian.
"Bukan saya sombong, anak saya itu masih SD kelas 1 yang laki-laki, " ujar Gus Baha.
"Biasanya saya ajak bahas soal mati, " kata Gus Baha.
"Ya biasa saja, meski masih SD saya ajak bahas kematian, " tambah Gus baha.
Kemudian Gus Baha memenyarankan untuk bercerita kepada anak tentang hal ini.
Baca Juga: Apa Boleh Seorang Anak Mengqodho Utang Sholat Orangtuanya yang Sudah Meninggal? ini Jawaban Gus Baha
"Nanti kalau bapakmu meninggal tetap senang Qur'an yah, jangan senang dihormati orang, " tegas Gus Baha pada anaknya.
3. Sering Diajak Naik Bus Sendiri
Menurut Gus Baha cara kedua untuk bentuk kepribadian anak agar tumbuh sempurna dan tak mudah kecewa yaitu sering diajak naik bus sendiri.
"Sering saya ajak pergi sendiri dengan bus, " kata Gus Baha.
Jangan sampai senangnya Al-Qur'an itu, karena biasa dihormati orang nanti bahaya.
"Karena orang menghormati itu tidak tentu, kadang senang, kadang tidak, " ungkap Gus Baha.
"Jadi saya latih, saya sendiri pun melatih diri sendiri jangan sampai saya hafal Al-Qur'an, nanti kalau saya kecewa, nanti saya putus asa, jadi saya latih, " tegas Gus Baha.***
