Gus Baha Cerita Seorang Sahabat Rasulullah SAW yang Suka Bandingkan Anak dan Akhirnya Ditegur Nabi

- 14 September 2021, 12:10 WIB
Gus Baha Cerita Seorang Sahabat  Rasulullah SAW yang Suka Bandingkan Anak dan Akhirnya Ditegur Nabi
Gus Baha Cerita Seorang Sahabat Rasulullah SAW yang Suka Bandingkan Anak dan Akhirnya Ditegur Nabi /Mantrasukabumi/ngajigusbaha's profile picture ngajigusbaha •

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha pernah bercerita seorang sahabat Rasulullah SAW.

Gus Baha menyebutkan bahwa sahabat Rasulullah SAW tersebut telah memiliki anak namun suka membandingkan satu dengan yang lainnya.

Orang tersebut kata Gus Baha akhirnya diberikan nasihat oleh Rasulullah SAW agar tidak membanding-bandingkan anak.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

"Ada seorang bapak yang sayang pada anaknya. Anaknya banyak, tapi yang disayang cuma satu-dua",ucap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube Mubarok Husein, 14 September 2021.

"Berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulallah, karena saya mencintai dia, saya kasih lebih banyak",

"Nabi menjawabnya enak: الست ترجو ان يكون فى البر سواء؟, bukankah kamu ingin semuanya baik sama kamu?",

Iya Ya Rasulallah (jawab sahabt), ya sudah kalau begitu jangan (membeda bedakan).

"Seorang bapak itu kan aneh, dia ingin semua anaknya menghormati dia, tapi yang disayang cuman satu-dua", ujar Gus Baha.

"Tapi tetap ingin semuanya hormat, semuanya sayang. Makanya kan aneh", sambungnya.

"Makanya kata Nabi, kalau begitu jangan melebihkan satu anak dengan lainnya",

"Makanya Nabi tidak suka kalau ada anak dipilih-pilah (kasih sayang)".

Nah, untuk itu maka hati-hati untuk orang tua yang suka membanding-bandingkan anak-anaknya, membandingkan baik dengan saudara sendiri, maupun dengan anak orang lain.

Baca Juga: Dari Dulu Katanya Kiamat Sudah Dekat, tapi Kok Belum Terjadi? Begini Jawaban Gus Baha

Jika anak sering dibanding-bandingkan, ia bisa menjadi pribadi yang ragu-ragu. Sebaliknya, anak yang jadi bahan pembanding akan selalu merasa dirinya sempurna hingga sering salah arah.

Tak akan muncul persaingan persaingan tidak sehat diantara anak, apabila sering dibandingkan-bandingkan.

Akibatnya, bisa jadi anak yang dibandingkan akan terus mencari cara untuk melawan lawan bandingnya.

Jika hal ini terjadi di rumah, tentunya akan merusak tatanan lingkungan keluarga, termasuk anak dan hubungan persaudaraan jika orang tua tak mencermati persaingan yang menyakitkan ini dan membiarkannya terus berlarut.

Lebih dari bila dibandingkan dengan tak pernah mendapat kesempatan untuk mengungkapkan kekecewaan dan pengalamannya, tidak mungkin ia akan melakukan agresivitas dengan merusak atau merusak saudaranya yang dianggap pesaingnya.

Sebagai orangtua yang baik dan sebagai orang muslim kita tidak boleh membanding-bandingkan anak-anak kita dan membanding-banding orang-orang disekitar kita.

Baca Juga: Gus Baha: Mbah Moen Sholat Subuh Ketika Sudah Terang, Santri Menjerit Protes, Tapi Malah Ngobrol Sama Saya

Membanding-bandingkan orang hanya membuang-buang waktu dan itu sangat merugi, karena akan menimbulkan dampak yang negatif.

Orangtua harus memotivasi anak yang berbeda dengan tidak mebanding-bandingkan dengan yang lainnya, setiap anak memiliki kemampuan yang-beda.

Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah