Gus Baha: Jangan Terjebak Mereka, Inilah Ciri Ahlussunnah wal Jamaah di Akhir Zaman

- 23 September 2021, 16:50 WIB
Gus Baha: Jangan Terjebak Mereka, Inilah Ciri Ahlussunnah wal Jamaah di Akhir Zaman./*
Gus Baha: Jangan Terjebak Mereka, Inilah Ciri Ahlussunnah wal Jamaah di Akhir Zaman./* /Instagram/@ceramahgusbaha

MANTRA SUKABUMI - Dalam satu kajian Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim menerangkan tentang ciri Ahlussunnah wal Jama'ah pada akhir zaman ini.

Gus Baha ulama ahli tafsir Alquran kelahiran Rembang ini menyebutkan salah satu ciri Ahlussunnah wal Jama'ah adalah memiliki sanad ilmu yang jelas.

Dilansir mantrasukabumi.com dari akun Instagram @gusbahaonline, berikut penjelasan Gus Baha mengenai Ahlussunnah wal Jama'ah.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

"Ciri Ahli Sunnah di zaman akhir itu, dalam Aqidah menganut Imam Abul Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi. Dalam masalah Fiqih mengikuti salah 1 dari mazhab 4 yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i atau Imam Ahmad bin Hanbal," paparnya.

"Sedang dalam bertasawuf mengikuti salah satu dari dua mazhab yaitu, Abul Qosim Al-Juanidi atau Imam Al-Ghozali," lanjut Gus Baha.

"Mengapa menjadi definisi begitu? Karena, dulu firqoh di Arab banyak yg menentang. Itu pengertian apa? Nabi tak pernah menjelaskan begitu," ujarnya.

"Kalian jangan terjebak dengan ucapan mereka, bahwa Nabi tak pernah mengeluarkan definisi tentang ciri Ahlussunnah wal Jama'ah seperti itu," tegas Gus Baha.

"Tentu Nabi tak akan mengatakan seperti itu, karena di zaman Nabi belum ada Imam Al-Ghozali, belum ada Abul Qosim Al-Junaidi," sambungnya.

Tapi kita percaya dengan definisi seperti itu. Mengapa? Karena kita percaya bahwa Aswaja itu, orang yang seperti dikatakan Nabi: "Maa ana alaihil yauma wa ashaabi (Orang yang mengikuti perilaku saya dan mengikuti para sahabat saya).

Baca Juga: Jangan Lupa Amalkan 3 Amalan Akhir Zaman dari Mbah Moen ini di Waktu Subuh, agar Terhindar dari Kesulitan

Itu teks yang disampaikan Nabi. Lalu kenapa kita harus menyebut nama imam-imam kita dan sanad kita? Karena kalau kita tak menyebut sanad, akan muncul pertanyaan."

"Kamu kok bisa tahu sahabat melakukan itu kata siapa?" jawabnya "Kata guru saya." Kita kan tidak bisa langsung mengatakan: "kata Nabi."

"Kata Nabi itu yang meriwayatkan siapa? Contoh Imam Al-Bukhari. Imam Al-Bukhari itu siapa? Beliau itu muridnya Imam Syafi'i. Karena Imam Al-Bukhari itu periodenya setelah Imam Syafi'i. Saya hafal sanadnya Imam Al-Bukhari sampai ke Rasulullah. Dan saya punya sanad sampai Imam Al-Bukhari," kata Gus Baha.

Misalkan kalian ditanya, "kamu tahu Amerika?" Terus kamu jawab "Tahu". "Kok bisa tahu Amerika? Dan kamu jawab "lihat di televisi." Televisi saja kamu jadikan sanad, kok Imam Syafii tak jadi sanad.

Gus Baha pun mengungkapkan sebuah contoh lagi, misal kamu ditanya suatu hal, terus kamu jawab: "Nabi itu berkata begini, jadi tak perlu ulama, harus ke Nabi saja langsung."

"Lha, kamu kok tahu kalau Nabi bilang seperti itu kata siapa? Apa kamu mau jawab lewat mimpi?" Pungkasnya.***

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah