Gus Baha Sebut Setuju Banyak Anak Kecil Main di Masjid: Daripada Main di Tempat Karaoke

- 13 Oktober 2021, 10:35 WIB
Ilustrasi Gus Baha tak sepakat dengan konsep modernisasi pesantren karena akan merubah sistem yang ada di masyarakat dan ribet.
Ilustrasi Gus Baha tak sepakat dengan konsep modernisasi pesantren karena akan merubah sistem yang ada di masyarakat dan ribet. /Tangkap layar/Instagram @ngajigusbaha

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengaku dirinya merupakan kyai yang setuju banyak anak kecil main di masjid.

Menurut Gus Baha, hal itu lebih baik bagi anak-anak dibanding mereka harus maim di tempat karaoke atau tempat lain yang kurang baik.

Karena itulah lanjut Gus Baha, dirinya tidak sepakat dengan pendapat kyai atau ustadz yang melarang anak main di masjid dengan alasan mengganggu ibadah.

Baca Juga: Kamu Bisa Jadi Perjaka Tua Sulit Menikah jika Terus Lakukan Hal ini, Gus Baha: Saya Bolak-balik Bilang

Hal itu disampaikan Gus Baha dalam sebuah ceramah yang diunggah akun Facebook Penyejuk Hati pada 12 Oktober 2021.

"Sering kan anak kecil di masjid waktu khutbah ramai, saya termasuk setuju, tetap boleh, kalau di bentak di masjid, maka dia trauma dengan masjid, karena saya ke masjid dibentak," ujar Gus Baha.

Gus Baha menceritakan saat Rasulullah sedang sujud dalam sholatnya, kedua cucunya yakni Hasan dan Husein itu naik ke pungggungnya.

"Semua riwayat mengatakan Nabi itu diam saja, tidak berani mengangkat, sampai shohabat itu ada yang nengok, ini Nabi kok sujud lama sekali, ada apa?," kisah Gus Baha.

Gus Baha lantas menjelaskan filosofi terkait anak kecil yang tidak dianggap dosa jika melakukan hal-hal yang dianggap dosa bagi orang dewasa.

"Filosofinya begini, satu anak kecil tidak kena khitab, jangan sampai sholat itu menjadi problem, kalau Nabi membentak Hasan, cucu ada kakeknya sholat kok diganggu, maka sholat akan menjadi trauma," jelas Gus Baha.

Nantinya kata Gus Baha, anak akan membekas dalam dirinya gara-gara sholat kakeknya membentak dirinya.

"Lama-lama anak ini trauma dengan sholat, karena dianggap problem, makanya saya termasuk kyai yang tidak berpendapat anak tidak boleh di masjid," tegas Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Hukum Bentak Anak Menurut Islam: Saya Marahin Orangtuanya, yang Dosa dan Haram Itu Kamu

"Lagi pula orang itu cuma gaya-gaya saja, berisik di khutbah, bikin ramai, padahal kalau tidak diramaikan anak-anak malah pada tidur," candanya.

"Kita kan gak bisa menjamin kalau perilaku kita lebih baik, mending kan anak-anak main di masjid daripada di tempat karaoke," sambung Gus Baha.

Menurut Gus Baha, jika anak dianggap melakukan kesalahan, maka tidak ada dosa baginya, yang dosa dan haram adalah orangtuanya.

Gus Baha menegaskan orangtuanya berdosa karena telah membentak anak yang oleh Islam sendiri dimaklumi.

"Seperti anak kecil manjat-manjat, bocah kok nakal, padahal anak kecil memanjat itu haram gak? Tidak kan?," ujar Gus Baha.

"Malah orangtuanya yang membentak itu yang haram, yang nakal betul ya ibunya yang membentak cerewet itu," sambung Gus Baha.

Pasalnya lanjut Gus Baha, ibu anak tersebut menurut Islam sudah mukallaf atau terbebani hukum Islam namun salah langkah dengan membentak anaknya.

"Kalau anaknya yang naik-naim meja itu sebenarnya bahasanya gak nakal tapi lucu," kata Gus Baha.

"Sebetulnya senakal-nakalnya anak kecil, itu nakal orangtuanya, itu pasti," sambung murid Mbah Maimoen Zubair itu.

Baca Juga: Gus Baha: Jangan Lakukan Hal ini, Kamu akan Sulit Menikah Walau Dapat Jodoh itu Mudah

Menurut Gus Baha, orangtua itu sudah terkena khitab, sementara anak-anak belum terkena khitab.

Gus Baha kemudian menceritakan saat dirinya kedatangan tamu yang membawa anak dan disuruh salaman namun tidak mau.

"Saya pernah punya tamu, karena tradisi kyai itu sering punya tamu, bapak ibunya itu kultus sama kyai. Dibentak anaknya disuruh salaman sama saya, anak kecil kan gak mau jalan-jalan terus," kisahnya.

"Orangtuanya kemudian marah. Justru saya marahin orangtuanya, yang dosa itu kamu membentak anak-anak," kata Gus Baha.

Putra Kyai Nursalim Rembang itu kemudian membacakan sebuah hadits yang menjelaskan keringanan yang dimiliki anak kecil.

عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ : عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ ، وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَحْتَلِمَ ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ

Dari Aisyah, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Diangkat pena (tidak dikenakan dosa) atas tiga kelompok : Orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga mimpi basah dan orang gila hingga berakal (HR Ahmad, Addarimi dan Ibnu Khuzaimah).

Baca Juga: Hukum Sholat Di Toilet Menurut Gus Baha: Tetap Sah, Jangan Samakan dengan Toilet Milikmu

"Artinya anak kamu itu tidak punya khitab untuk sopan pada saya. Kamu yang kena khitab harus sopan pada anak-anak," pesan Gus Baha pada orangtua tersebut.

Namun beber Gus Baha, adat istiadat khususnya di Jawa terkadang keliru karena memaksakan anak.

"Jadi orangtua itu marah-marah memaksakan anaknya sopan, padahal Allah memberi diskon, anak kecil itu tidak wajib sopan, ndak apa-apa ada tamu naik-naik meja, asal masih anak kecil lho," pungkas Gus Baha.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah