Mendengar jawaban tersebut Gus Baha pun tertawa sambil menggelengkan kepala karena ada hukum seperti itu.
Akhirnya ulama ahli tafsir dan Al-Qur'an membuat suatu kesimpulan bahwa kepiting sawah haram itu karena kecil dan kurang enak.
"Kalau yuyu atau kepiting sawah haram kan tidak ngefek, karena kecil. Ya selama ini sudah terlanjur makan itu," ungkap Gus Baha.
Untuk itu, Gus Baha mengatakan bahwa Kyai yang mengharamkan kepiting laut itu hanya minoritas kan?
Berbeda dengan Kyai yang mengharamkan kepiting sawah banyak sekali atau mayoritas, karena cuma kecil saja.
"Jadi, kita ribet ikut siapa?," ujar Gus Baha.
"Kata siapa ahli fikih nggak mikir untung rugi, makanya saya ini jadi bingung," sambungnya.
Menurut Gus Baha jadi Kyai itu susah dan bingung karena sebagian gurunya itu mengharamkan kepiting laut.
"Nah, kalau saya berkunjung ke daerah Juwana (Pati), penghormatan tertinggi santri itu kalau menyuguhi kiainya kepiting, karena itu makanan ‘termahal’," ungkap Gus Baha.
Gus Baha pada waktu itu bingung, mau tidak makan itu sepertinya sudah dipersiapkan betul, karena nyari yang mahal kan.