Gus Ungkap Alasan Nabi Muhammad Kesakitan Saat Dicabut Nyawanya Sementara Ada Umatnya Tidak Merasakan Sakit

- 23 November 2021, 08:15 WIB
Gus Baha ungkap alasan Nabi Muhammad merasakan sakit saat nyawanya dicabut
Gus Baha ungkap alasan Nabi Muhammad merasakan sakit saat nyawanya dicabut /Instagram.com/@gusbahaonline

MANTRA SUKABUMI - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkap alasan Nabi Muhammad kesakit saat dicabut nyawanya.

Padahal lanjut Gus Baha, ada beberapa wali dari kalangan umat Nabi Muhammad tidak merasakan kesakitan saat dicabut nyawanya.

Menurut Gus Baha, salah satu alasan dibalik Nabi Muhammad merasakan sakit saat dicabut nyawa adalah bentuk kasih sayang pada umatnya.

Baca Juga: Gus Baha Sebut jika Baca Alquran Ingat Satu Hal ini Maka Akan Jadi Orang yang Egois: Itu Kata Imam Ghazali

Baca Juga: Gus Baha: Jika Ada Santri yang Tiap Hari Baca Istighfar karena Takut Suul Khatimah akan Saya Pulangkan

Gus Baha mejelaskan jika hal itu sebagai bentuk tanggungan Rasulullah pada umatnya sehingga lebih memilih kelas menengah.

"Bagaikan dicabut pedang 70 kali. Makanya Nabi Muhammad itu memang hebat, Beliau tidak pernah pakai ukuran kelas A, tapi pakai kelas menengah," ujar Gus Baha.

"Wali-wali Kanjeng Nabi, wali-wali umatnya saja pada gampang ketika dicabut nyawanya, ada yang saat tidur, ada yang janjian dengan malaikat," sambung Gus Baha.

Sementara Nabi Muhammad lanjut Gus Baha yang merupakan manusia terbaik, namun merasa kesakitan saat dicabut nyawanya.

"Sebab Nabi ingin seperti orang pada umumnya, makanya kata Sayyidah Aisyah, jika aku melihat orang sedang sekarat mati, aku sudah tidak kasihan, sama-sama kasihan dan kesakitan ketika aku melihat wafatnya Rasulullah SAW," tutur Gus Baha.

Bahkan terang Gus Baha, Nabi Muhammad tidak memilih lahir dan wafat pada bulan dan hari mulia seperti yang pernah disabdakannya sendiri.

Baca Juga: 2 Keadaan yang Diharuskan untuk Sabar agar Masuk Surga Kata Ustadzah Oki Setiana Dewi

"Nabi bersabda meninggal yang baik adalah hari Jumat, tapi Nabi sendiri meninggal di hari Senin. Bulan paling baik itu bulan Muharram, Rajab, Dzulqodah, Dzulhijjah, tapi Nabi lahir bulan Rabiul Awal, makanya ulama bingung," beber Gus Baha.

Sebagian ulama lantas menjelaskan salah satu alasannya Nabi wafat pada Senin dan lahir pada Rabiul Awwal bukan pada hari dan bulan yang disebutkan oleh Nabi sendiri.

"Karena Nabi tidak ingin kemuliannya itu karena status harinya baik. Jadi jangan sampai orang bilang 'Nabi Muahmmad hebat karena lahirnya tanggal 10 Muharram' berarti kemuliaan Nabi bergantung pada 10 Muharram," pungkas Gus Baha.***

Editor: Andriana

Sumber: TikTok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah