Bandingkan Ahli Ibadah yang Pandir dengan Orang Alim Fasik, ini Kata Gus Baha Mana yang Lebih Utama

- 2 Desember 2021, 14:37 WIB
Gus Baha sebut bahaya ahli ibadah yang pandir dengan orang alim fasik
Gus Baha sebut bahaya ahli ibadah yang pandir dengan orang alim fasik /Takap Layar Kanal Ngaji Bareng Gus Baha

MANTRA SUKABUMI – Gus Baha dalam salah satu kajiannya memaparkan tentang perbandingan ahli ibadah yang pandir dengan orang alim fasik.

Gus Baha menerangkan secara ringan melalui kisah dari dua orang alim fasik dan ahli ibadah yang pandir.

Gus Baha mengatakan, pentingnya melakukan suatu ibadah berdasarkan ilmu. Hal itu cukup beralasan, sebab menurut Gus Baha, ibadah yang tidak bertopang pada ilmu akan menjadi sia-sia.

Baca Juga: Hat-hati saat Menggunakan HP Jangan Sampai Lalaikan Ibadah, Gus Baha: Bangun Tidur yang Pertama Dicari

Dengan menukil dari Habib Zain bin Smith dalam kitab Manhajus Sawi, Gus Baha berkisah.

Ada seorang ahli ibadah yang pandir, suatu ketika dirinya mengikuti pengajian.

Singkat cerita, ulama di pengajian itu berkata “Yang disebut zina itu lelaki bersenggama dengan perempuan lain”.

Namun, hal tersebut dipahami secara berbeda oleh si ahli ibadah yang pandir ini.

Alhasil, tak butuh waktu lama dirinya membeli keledai berkelamin betina, yang digunakan sebagai penyalur hasrat.

Sementara dirinya berkilah bahwasanya yang terpenting adalah tidak bersenggama dengan perempuan.

“Betapa bahayanya bodoh padahal dia ahli ibadah,” ucap Gus Baha dikutip oleh mantrasukabumi.com yang dilihat dari video kanal Youtube Santri Gayeng pada Kamis, 2 Desember 2021.

Selaras dengan kisah tersebut, Rosulullah SAW pun bersabda yang diriwayatkan Anas bin Malik seperti berikut:

إنَّ الْأَحْمَقَ الْعَابِدَ يُصِيبُ بِجَهْلِهِ أَعْظَمَ مِنْ فُجُورِ الْفَاجِرِ وَإِنَّمَا يَقْرَبُ النَّاسُ مِنْ رَبِّهِمْ بِالزُّلَفِ عَلَى قَدْرِ عُقُولِهِمْ

Terjemah:

“Ahli ibadah yang bodoh akibat kebodohannya dapat mendatangkan musibah yang lebih besar dibandingkan dengan kemaksiatan yang dilakukan seseorang yang zalim.

Dan kedekatan manusia dengan Tuhannya (salah satunya) ditentukan berdasarkan kadar akalnya.”

Kemudian, Gus Baha melanjutkan kisah orang alim fasiq sebagaimana tertera dalam kitab I’anatut Thalibin.

Baca Juga: Hati-hati dalam Ibadah, Setan Menyesatkan dalam Hal ini, Gus Baha: Kuncinya Tidak Lelah

Seorang alim fasik ini senang sekali bermabuk-mabukkan. Di samping itu dia masih memiliki sisi kesholehan, hingga suatu ketika berbuat mabuk pun dilakukannya di mesjid.

Gus Baha berkata, menurut keyakinan ulama diantara orang alim fasik dan orang ahli ibadah yang pandir tersebut, dapat disimpulkan lebih utama orang alim fasik.

“Karena setidaknya tidak merubah konstitusi Allah SWT,” pungkasnya.***

 

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah