Akhirnya kata Gus Baha dia tidak jadi bertanya, jadi kita berpikir sejarahnya, membaca Maulid Nabi itu bukan urusan bid’ah-bid’ah.
Dahulu, kata Gus Baha tentara Romawi menguasai Palestina, karena orang Islam melempem.
Akhirnya, Solahuddin Al-Ayyubi membuat cara (strategi) melalui pembacaan biografi Kanjeng Nabi.
Terjadilah orang dibacakan Maulid Nabi, lalu, orang Islam semangat kembali sebab mengenang Kanjeng Nabi.
"Yang penting itu mengenang Kanjeng Nabi. Betapa Rasulullah itu figur yang luar biasa." ucap Gus Baha.
Jadi, menurut Gus Baha asal-usul maulid itu untuk menggerakkan semangat meniru Rasulullah.
Bagaimana mungkin membaca tarikh (sejarah) itu dikatakan bid’ah, tapi masalahnya, di zaman akhir, yang membaca tarikh malah tidak paham.
kemudian Gus Baha mengatakan bahwa yang membid’ahkan tidak paham, yang membaca tidak paham.
Seumpama paham, bisa nangis kalau membaca tarikh Nabi.