Inilah Tanggapan Gus Baha saat Ditanya Tentang Hadits Maulid Nabi, Simak Penjelasan Lengkapnya

- 4 Desember 2021, 10:35 WIB
Inilah Tanggapan Gus Baha saat Ditanya Tentang Hadits Maulid Nabi, Simak Penjelasan Lengkapnya./
Inilah Tanggapan Gus Baha saat Ditanya Tentang Hadits Maulid Nabi, Simak Penjelasan Lengkapnya./ /Tangkapan layar kanal YouTube/OFFICIAL LP3IA.

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha dalam satu ceramahnya bersama para santri pernah menjelaskan tentang asal-usul atau sejarah Maulid Nabi.

Gus Baha dalam ceramahnya mendapatkan pertanyaan mengenai hadis tentang Maulid Nabi Muhammad saw.

Menurut Gus Baha, sebagai umat muslim apalagi orang alim, tidak mungkin melakukan hal yang tidak ada haditsnya.

Baca Juga: Azab Allah yang Pedih bagi Orang seperti ini, Gus Baha Ungkap: Gak Ada Habisnya, Simak Penjelasan Lengkapnya

Lalu bagaimana penjelasannya? Berikut penjelasan Gus Baha.

"Saya sering ditanyai, Muludan (Maulid nabi) itu hadisnya apa, Jenangan orang alim kok melakukan yang tidak ada hadisnya!" ucap Gus Baha dikutip mantra Sukabumi.com dari kanal YouTube Dakwah digital pada Sabtu, 4 Desember 2021.

"Lha kamu bantah aku, hadisnya apa? Omongan ini hadist nya mana?" lanjutnya.

Lalu kata Gus Baha bingung dia, kemudian berkata, "Kan tanya gus. Tanya kan boleh."

"Kalau tanya, berarti kamu santriku karena masih bertanya! Kalau debat itu harus sama alimnya. Adu referensi itu baru debat. Kalau tanya berarti kamu harus tunduk sama saya." jelas Gus Baha pada orang tersebut.

Akhirnya kata Gus Baha dia tidak jadi bertanya, jadi kita berpikir sejarahnya, membaca Maulid Nabi itu bukan urusan bid’ah-bid’ah.

Dahulu, kata Gus Baha tentara Romawi menguasai Palestina, karena orang Islam melempem. 

Akhirnya, Solahuddin Al-Ayyubi membuat cara (strategi) melalui pembacaan biografi Kanjeng Nabi.

Terjadilah orang dibacakan Maulid Nabi, lalu, orang Islam semangat kembali sebab mengenang Kanjeng Nabi.

Baca Juga: Azab Allah yang Pedih bagi Orang seperti ini, Gus Baha Ungkap: Gak Ada Habisnya, Simak Penjelasan Lengkapnya

"Yang penting itu mengenang Kanjeng Nabi. Betapa Rasulullah itu figur yang luar biasa." ucap Gus Baha.

Jadi, menurut Gus Baha asal-usul maulid itu untuk menggerakkan semangat meniru Rasulullah.

Bagaimana mungkin membaca tarikh (sejarah) itu dikatakan bid’ah, tapi masalahnya, di zaman akhir, yang membaca tarikh malah tidak paham.

kemudian Gus Baha mengatakan bahwa yang membid’ahkan tidak paham, yang membaca tidak paham. 

Seumpama paham, bisa nangis kalau membaca tarikh Nabi.

"Saya bingung, begitu saja kok bid’ahkan, kan itu (dalam kitab Diba’ Al-Barjanzi) membaca nasab-nasabnya Rasulullah.

Rumangsamu Diba’ bahas opo? Begitu saja kok dibid’ahkan. Maulid itu membahas sejarah Nabi.

Sejarah Nabi kok kamu haramkan, iku ketemu pirang perkoro?" terang Gus Baha.

Jadi, dahulu kata Gus Baha orang membaca maulid itu benar-benar menangis. 

"Saya juga sampai sekarang sering menangis ketika membaca atau mendengar orang membaca maulid" ungkap Gus Baha.

Lalu Gus Baha tanya, maulid yang berisi keterangan sejarah nasab Nabi, kok kamu haramkan, haramnya sebelah mana?

"Katanya kok alasannya zaman Nabi tidak ada (maulid). Lha yang mengarang saja setelah zaman Nabi. Masak Nabi membaca karangan orang setelah Nabi?" kata Gus Baha.

Kalau Nabi yang membaca kata Gus Baha bukan Nabi namanya, karena Nabi tidak bisa membaca dan menulis.

"Makanya, orang harus mengikuti orang alim, saya mohon, kalau tidak paham sebaiknya diam, Kalau kamu tidak mengerti ilmunya, maka jangan menghukumi bid’ah atau apa-apa, pokoknya diam saja. Diam itu tidak modal, susahnya apa?" pungkas Gus Baha.

Tapi, kata Gus Baha, yang seneng membaca (maulid), sekali-kali mengajak orang yang bisa menerangkan isi maulidnya agar paham.***

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah