Puncak Keimanan Seorang Muslim adalah Akhlak, Gus Baha: Manisnya Iman adalah Kenyamanan

- 4 Desember 2021, 11:14 WIB
Gus Baha ungkap 1 kalimat ini bisa hapus dosa setinggi langit.
Gus Baha ungkap 1 kalimat ini bisa hapus dosa setinggi langit. /Tangkapan layar kanal YouTube/OFFICIAL LP3IA.

MANTRA SUKABUMI - Dalam satu ceramahnya KH Bahauddin Nursalim atau disebut Gus Baha memaparkan tentang puncak keimanan umat muslim.

Menurut Gus Baha, menjadi seorang muslim adalah anugerah rahmat tak terhingga dari Allah Swt.

Nilai-nilai dan ajaran luhur agama Islam, yakni rahmatan lil alamin kata Gus Baha menjadi bukti betapa Islam mendambakan suatu tatanan masyarakat yang islami.

Baca Juga: Inilah Tanggapan Gus Baha saat Ditanya Tentang Hadits Maulid Nabi, Simak Penjelasan Lengkapnya

Karena kata Gus Baha hal inilah yang memberikan kedamaian bagi seluruh makhluk yang berada di alam semesta ini.

Pangkal dari sebuah nilai yang dianut oleh setiap muslim adalah iman kepada Allah, sementara buah dari iman adalah pengalaman spiritualitas ruhani.

Sehingga keluaran dari keimanan seseorang akan melahirkan kedamaian dan kebahagiaan bagi sesama.

KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengatakan, bagi seorang muslim yang beriman pasti akan menuai rasa keimanan tersebut, seperti yang di dalam hadis-hadis Nabi.

Kendati demikian, para pendakwah jarang mengurai bab ini, padahal masalah ini penting untuk dibahas agar menumbuhkan semangat umat Muslim untuk meningkatkan keimanannya dan lebih mencintai agama Islam sebagai agama perdamaian.

"Rasa manisnya iman ini sering disebut dalam hadits. Tetapi hal ini jarang sekali diangkat oleh banyak orang.

Padahal ulama dalam syarah-syarah hadits menjelaskan banyak masalah ini," kata Gus Baha dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Ayo Ngaji pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Baca Juga: Baca Sholawat Jangan sampai Keliru, Gus Baha: yang Benar Shollallahu 'Alaih Bukan Solla Alaih

Oleh karena itu, Gus Baha menjelaskan, di dalam kitab Fathul Bari karangan Ibnu Hajar Asqalani kasihnya iman hanya dapat diperoleh oleh umat Islam yang benar-benar beriman.

Manisnya iman yang dirasakan adalah kenyamanan akal pikiran ajaran yang disampaikan Rasulullah SAW.

Sehingga orang yang merasakan manisnya iman akan dengan mudah mengikuti segala tindak-tanduk dan tandukunan Rasulullah.

Hal ini berarti orang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah akan senantiasa melahirkan akhlak yang mulia serta terpuji.

"Nanti akan saya bacakan ta'birnya (kutipan teksnya). Orang yang beriman mesti nyaman akal pikirannya.

Bayangkan, Nabi Muhammad datang di tengah masyarakat Qurasy, lalu mengatakan bahwa maujudat, alam semesta, atau segala sesuatu yang ada diciptakan oleh zat yang gaib.

Masyarakat jahiliyah heran, kok barang yang diciptakan oleh yang tidak ada? Tetapi bagi orang beriman, hal itu nyaman saja pada akal," ulas Gus Baha menjelaskan.

Lebih lanjut Gus Baha mencontohkan orang yang merasakan kenyamanan akal menerima ajaran Rasulullah seperti kepercayaan seorang pasien terhadap dokter yang mengobatinya.

Ketika pasien diberi obat ia akan benar-benar merasa nyaman, beda ketika pasien tidak percaya maka akan menyangkal resep tersebut.

Baca Juga: Benarkah Jika Mimpi Jadi Pengantin Itu Tanda Kematian? Gus Baha: Setahu Saya Itu Tandanya Seperti ini

Pesan yang bisa dipetik dari ceramah Gus Baha adalah ciri orang yang benar-benar beriman adalah senantiasa mudah menerima dan menjalankan tuntunan dari Rasulullah.

Puncak dari ajaran Rasulullah adalah akhlak, sehingga kalau ada yang merasa iman kepada Rasulullah namun menanggalkan akhlak mulianya, tentu keimanan seseorang tersebut belum bisa dikatakan sempurna.

"Manisnya iman itu puncaknya iltidzadzan aqliyan, kenyamanan akal karena iltidzadz aqliy dapat merasakan kesempurnaan dan tata riilnya yang dapat mengantarkannya kepada kemaslahatan dan dunia dan akhirat," pungkas Gus Baha.***

 

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah