"Saya ini sebagai manusia juga sering susah, tapi saya paksa, susah itu saya hilangkan," sambungnya.
Alasannya, Ia tidak mau jika susah yang terus ia rasakan lama-lama akan membuatnya tidak ridho dengan Qodho dan QodharNya Allah.
"Karena kalau saya rasakan susah terus, lama-lama saya tidak ridho dengan Qodho Qodhar," lanjutnya.
Baca Juga: Gus Baha: Kalau Tidak Bisa Sedekah yang Penting Selalu Ceria dan Bahagia
Lebih lanjut, ulama kelahiran tahun 1970 itu selalu memaksakan diri untuk senang atau bahagia, karena meyakini lama-kelamaan akan terbiasa bahagia.
Sampai sekarang Ia tidak bisa susah, menurutnya, punya murid yang tidak jelas pun ia tidak merasa susah.
"Makanya saya paksa senang, lama-lama nanti kebiasaan, sampai sekarang saya tidak bisa susah, punya murid gak jelas juga gak bisa susah," lanjutnya.
Dengan kata lain, Gus Baha menjelaskan jika kita membiarkan rasa takut dan gelisah dalam diri, lama-kelamaan khawatir menjadi tidak ridho dengan Qodho dan Qodar.
Sebaliknya, rasa takut dan gelisah itu harus dilawan karena rasa bahagia atau senang itu harus dipaksakan, lama-lama akan terbiasa.***