Ia menuturkan prestasi tertinggi ialah bisa makan, untuk menjaga nyawa, apalagi kalau sudah sakit, nikmat makan akan hilang.
"SBY, Gusdur jadi presiden prestasi, tapi seumpama tidak jadi presiden tetep makan, prestasi tertinggi adalah bisa makan, untuk menjaga nyawa" sambungnya.
Ia pun menceritakan sayyidina Umar Bin Khattab yang mengatakan nikmat tertingginya bukan saat menjadi khalifah.
Kenikmatan tertingginya adalah saat bisa makan, karena kalau tidak bisa makan maka bisa mati.
"Makanya Sayyidina Umar mengingatkan, sebetulnya nikmat tertinggi saya bukan saat saya jadi khalifah, saat itu aku bisa makan, kalo gak saya mati," lanjutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketika orang menghitung nikmat yang besar-besar, harta yang banyak, prestasi yang tinggi maka jadi angkuh.
"Kita kan jadi angkuh karena ngitung nikmat yang besar-besar, punya prestasi, kalau saya nggak, ngitung nikmat bisa makan, setelah makan gak mati, kan mudah," lanjutnya.
Namun, bagi Gus Baha menghitung bisa makan saja sudah jadi nikmat tertinggi karena berkat makan masih bisa hidup.
Kesederhanaan dalam menilai nikmat Allah membuatnya tidak mudah kecewa, karena tarifnya minimalis.