Network
MANTRA SUKABUMI- Dalam kajiannya, Buya Arrazy Hasyim mengingatkan adab sebelum hingga sesudah melantukan doa.
Buya Arrazy Hasyim membahas adab dalam panjatkan doa lantaran kerap banyak yang merasa hajat tak kunjung dikabulkan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, penyebab hajat belum kunjung dikabulkan, kata Buya Arrazy Hasyim, bisa jadi karena lalai mengedepankan adab sebelum hingga sesudah lantunkan doa.
Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban PAS PJOK Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013 untuk UAS 2021
Dikutip Mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Cafe Rumi Jakarta pada Kamis, 16 Desember 2021, Buya Arrazy membeberkan adab sebelum, saat, hingga setelah berdoa.
Buya Arrazy Hasyim menerangkan adab sebelum memanjatkan doa ada tiga.
Di antaranya adalah pertama menyucikan diri atau membersihkan hati; kedua, tidak memunculkan prasangka buruk; dan ketiga, yakin bahwa Allah SWT Maha Mendengar.
"Bahkan, Dia sudah (mengetahui) apa yang akan kita lafazkan bahkan sebelum kita malafazkannya," ucapnya.
Adapun adab ketika melantunkan doa adalah tidak melalaikan hati atau qolbu.
"Allah tidak menjawab doa orang yang qolbunya lalai," katanya.
Itulah sebabnya, katanya, orang yang berdzikir lebih banyak, hajat orang tersebut akan lebih dikabulkan.
"Ketika mereka tergores apapun, Allah sangat suka dengan orang-orang yang menyebut nama-Nya," katanya melanjutkan.
Alasan lain kenapa Allah SWT menyukai orang yang berdzikir karena Dia kerap cemburu apabila hamba-Nya lebih banyak memikirkan yang lain.
"Maka, adab sedang berdoa adalah hati kita seakan-akan sedang berbicara langsung kepada-Nya," sambungnya.
Kemudian, adab yang terakhir yakni sesudah melafazkan doa, adalah tak boleh berprasangka buruk.
Adapun prasangka buruk itu salah satunya mempertanyakan kenapa hajat atau doa belum dikabulkan Allah SWT.
"Semua doa pasti dikabulkan. Rasulullah-lah yang memberikan garansi," katanya.
Oleh karena itu, Buya Arrazy Hasyim di akhir penjelasannya mengingatkan untuk memegang janji Rasulullah tersebut.
Kemudian tinggal tunggu kapan Allah mengabulkannya di waktu yang tepat menurut-Nya, bukan menurut pandangan manusia.***
