"Kalau Anda kan membayangkan hidup 4 tahun lagi, 5 tahun lagi, sehingga kalau tidak (bisa) makan ya benar-benar takut," ungkap Gus Baha.
Padahal kata Gus Baha berkali-kali pada zaman ketika masih kanak-kanak kitw tidak makan, maka tetap saja takut.
"Jadi, cara berpikir nabi itu begitu. Begitu juga cara pikir sahabat, cara pikir ulama-ulama yang waras itu begitu," jelas Gus Baha.
Orang-orang yang saleh itu selalu mensyukuri setiap menit yang diberikan Allah padanya.
"Sehingga melihat maksiat juga begitu, 'Alhamdulillah aku masih hidup, 1 detik, 2 detik, 2 menit'. Sehingga hidup itu, dan itu (waktu sekian menit) sudah cukup untuk melafadzkan Laa Ilaha ilallah." jelasnya Gus Baha.
Baca Juga: Bukan Rentenir, Kata Gus Baha Inilah Jenis Riba yang Terjadi dalam Kehidupan Sehari-hari
Makanya yang ngarang Hikam berapa murahnya Allah, surga itu hanya bisa dibeli dengan 2 menit, karena surga itu senilai Laa Ilaha ilallah.
"Miftahul jannah 'laaillahaillah', itu cukup 1 menit, berarti surga harganya hanya semenit," jelasnya Gus Baha.
Dan karena dia (orang shaleh terdahulu) mengangungkan hidup itu 1 menit ke depan, Laa Ilaha ilallah dia ngitungnya hidup itu per menit.
Itulah penjelasan Gus Baha mengenai hidup yang hanya dihitung menit.