Setidaknya, ada dua amalan yang bersumber dari hadits dan bisa mengeluarkan kita dari kesedihan, yakni melazimkan diri untuk beristighfar dan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala.
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya jalan keluar atas segala kesulitannya. Allah juga akan memberikan kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya. Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim).
اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ
“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari cengkeraman utang dan penindasan orang” (HR al-Bukhari).
Bapak/ibu jamaah sekalian,
Keempat, bersikap istiqamah, seperti dijelaskan dalam Alquran:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushshilat [41]: 30).
Seseorang dengan keimanan dan keistiqamahan yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya.