Ceramah 8 Ramadhan Singkat Tentang Puasa Menjadikan Kita Pribadi yang Bertaqwa, Ini Indikatornya

- 9 April 2022, 14:02 WIB
Ceramah 8 Ramadhan Singkat Tentang Puasa Menjadikan Kita Pribadi yang Bertaqwa, Ini Indikatornya
Ceramah 8 Ramadhan Singkat Tentang Puasa Menjadikan Kita Pribadi yang Bertaqwa, Ini Indikatornya /Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO

Menjadi menarik untuk dicermati, taqwa memang bukan predikat yang bisa kita dapatkan dengan berpangku tangan, sekadar berharap dari Allah swt., tapi ia harus dikejar oleh seorang hamba, dengan niat tulus, ibadah yang sungguh-sungguh, dan mengaplikasikan nilai-nilainya dalam hidup sehari-hari.

Dalam rangka inilah, beliau kemudian menjelaskan empat indikator taqwa. Sebagai tolak ukur dan kaca perbandingan, apakah kita telah meraihnya atau masih jauh dari targetnya. Dalam al-Qur’ān, telah dijelaskan beberapa indikatornya secara eksplisit, misalnya dalam Al-Baqarah: 1-5 dan Ali Imrān: 133-146.

4 Indikator Taqwa

Dengan mengutip pendapat beberapa ulama, Ustadz Setiawan merangkum indikator tersebut dalam empat hal;

Pertama, al-khawf minal Jalīl (rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung). Orang bertaqwa semestinya merasa selalu diawasi, kapan pun dan dimanapun. Juga mengakui bahwa selain Allah swt adalah kecil. Jika kita merasa takut pada hal-hal kecil, seperti bencana alam dan lainnya, maka selayaknya kita lebih takut kepada Dzat yang mengatur itu semua; Allah swt. Indikator ini menunjukkan bahwa puasa menghendaki peningkatan keimanan, khususnya prinsip Tauhid.

Kedua, al-‘Amal bi-t-tanzīl (beramal sesuai tuntunan Syari’ah). Disebut bertaqwa jika seseorang itu menjalankan apa yang menjadi perintah Allah swt, dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Puasa inilah latihan utama dalam menerapkannya.

Ustadz Dr. Syamsuddin Arif menyebut, hal ini sesuai dengan fungsi pertama dari puasa; fungsi konfirmatif. “Jangan mengaku orang Islam dan beriman kalau tidak puasa pada bulan suci Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan. Berpuasa merupakan bukti pengukuh keislaman dan keimanan Anda”, begitu Dr. Syam menjelaskan maksudnya.

Baca Juga: Inilah 7 Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan 1443 H atau 2022 M, Pada Hari Jumat Salah Satunya

Indikator ketiga, ar-Ridhā bil qalīl (ridha dengan yang sedikit). Jiwa manusia menghendaki yang banyak, obsesi tinggi, namun seringkali tidak dibarengi dengan ridha atas ketetapan Allah swt. Dengan puasa, kita diajarkan untuk menerima walaupun sedikit, bersyukur dengan apa yang didapat, serta berkeyakinan penuh bahwa Allah swt telah menciptakan segala sesuai dengan kadarnya.

Ustadz Setiawan juga mengingatkan, untuk melatihnya, hendaknya kita selalu melihat ke bawah untuk hal-ihwal duniawi, dan melihat ke atas untuk perkara ukhrawi. Ketika kita punya mobil, bersyukur karena betapa banyak di sekeliling kita hanya punya motor, sepeda dan begitu seterusnya. Melihat teman lebih alim dan shalih, kita termotivasi untuk berbuat lebih. Ia mampu bersedekah, kita pun berazam untuk melakukan yang serupa atau lebik baik darinya.

Halaman:

Editor: Ilham Hambali

Sumber: Unida.gontor.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah