Doa dari Abah Guru Sekumpul untuk Mengetahui Status Makanan Itu Halal Atau Haram

- 29 Mei 2022, 20:00 WIB
Doa dari Abah Guru Sekumpul untuk Mengetahui Status Makanan Itu Halal Atau Haram
Doa dari Abah Guru Sekumpul untuk Mengetahui Status Makanan Itu Halal Atau Haram /Gambar oleh mohamed dari Pixabay

MANTRA SUKABUMI - KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul pernah mengijazahkan suatu amalan.

Amalan dari Abah Guru Sekumpul ini memiliki faidah untuk membuka hijab supaya mengetahui mana makanan halal dan haram.

Abah Guru Sekumpul ini beliau juga mendapatkan ijazah dari gurunya yaitu Guru Bagil.

Baca Juga: Bagi yang Belum Punya Rumah! Amalkan Doa Ini dengan Istiqomah, Ijazah dari Habib Sholeh Tanggul

Dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan Facebook Amalan Abah Guru Sekumpul Indonesia pada 29 Mei 2022, berikut bacaannya:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Disebutkan, amalan tersebut dibaca sebanyak 3 kali setelah sholat subuh dan 3 kali setelah sholat Ashar. Keutamaannya akan terhindar dari kerugian.

Amalan di atas juga dibaca sebanyak 7 kali sebelum makan dan minum. Keutamaannya akan dibukakan hijab mana yang halal dan haram.

Sebagai umat muslim, perlunya kita menjaga diri kita agar tidak terjerumus dalam perkara yang diharamkan, terutama makanan.

Kenapa demikian? Karena makanan haram banyak menimbulkan madharat. Ntah untuk lahiriyah maupun batiniyah.

Berikut beberapa madhorat makanan haram yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Terhalangnya doa

Hal itu berdasarkan pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu.

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

“Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hari” (Sulaiman ibn Ahmad, al-Mu‘jam al-Ausath, jilid 6, hal. 310).

Baca Juga: Kumpulan Lafadz Doa dari Alquran, Doa Minta Kekuatan Iman dan Selalu Diberikan Kesabaran

2. Ancaman keras di akhirat

Bentuk ancamannya apalagi jika bukan siksa api neraka. Ancaman ini jelas disampaikan dalam Al-Quran dan hadits.

Di antaranya ancaman api nereka bagi orang yang makan harta anak yatim dan harta riba.

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ ناراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka), (QS al-Nisa’ [4]: 10).

3. Sulitnya menerima ilmu Allah

Ketahuilah ilmu adalah cahaya, sedangkan cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.

Itu pula yang pernah dikeluhkan oleh al-Syafi‘i kepada gurunya Imam Waki‘, sebagaimana yang populer dalam sebuah syairnya:

شكوت إلى وكيع سوء حفظي * فأرشدني إلى ترك المعاصي وقال اعلم بأن العلم نور * ونور الله لا يؤتاه عاصي

Aku mengeluhkan buruknya hapalanku kepada Imam Waki‘ Beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya Sedangkan cahaya Allah tak diberikan kepada ahli maksiat

Walau as-Syafi‘i tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tak halal itu termasuk perbuatan maksiat

4. Energi tubuh yang lahir dari makanan haram cenderung untuk dipakai maksiat

Sahabat Sahl radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى

Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91).

Pantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan, “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Secara tidak langsung, hadits ini mengatakan, “Tidaklah yang buruk itu mendatangkan sesuatu kecuali yang buruk.”

Lebih berat lagi, makanan tidak halal itu menjadi darah daging keturunan kita atau diberikan kepada keturunan kita, maka kemungkinan keturunan kita menjadi keturunan saleh menjadi kecil.***

Editor: Nahrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah