Network
MANTRA SUKABUMI - Berikut ini isi kandungan surat Al Mu'minun Ayat 101 lengkap dalam tulisan Arab, latin dan artinya.
Surat Al Mu'minun menjadi pengingat bagi kita sebagai muslim untuk memahami setiap peristiwa yang terjadi di dunia.
Dalam isi kandungan surat Al Mu'minun ayat 101 mengingatkan kita untuk tidak mengendalkan nasab orang tua.
Sebab nasab, siapa orang tua kita itu tidak menjamin kesuksesan di dunia atau diakhirat. Orang tua hanya sebatas mendidik selebihnya bagaimana amal anaknya itu sendiri.
Dilansir mantrasukabumi.com dari quran.kemenag pada Rabu, 15 Juni 2022, inilah isi kandungan tafsir surat Al Muminun ayat 101.
Surat Al Muminun Ayat 101
فَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَآ اَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ وَّلَا يَتَسَاۤءَلُوْنَ
Latin: Fa iza nufikha fis-suri fa la ansaba bainahum yauma`iziw wa la yatasa`alụn
Artinya : Jika sangkakala ditiup maka ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya
Isi kandungan dan Tafsir Surah Al Muminun Ayat 101 menegaskan bahwa ketika hari Kiamat sudah terjadi, maka tidak ada kesempatan kedua bagi manusia untuk melakukan kebaikan.
Tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka dari peradilan Allah, kecuali amal kebaikan yang mereka lakukan selama hidup di dunia, dan Allah adalah Hakim yang Maha Adil, tidak ada yang luput dari pantauan-Nya.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila sangkakala ditiup untuk kedua kalinya dan arwah dikembalikan kepada tubuhnya masing-masing pada hari kebangkitan nanti, maka pada waktu itu tidak ada lagi manfaat pertalian nasab.
Seseorang tidak dapat lagi membanggakan nasabnya, bahwa dia berasal dari keturunan bangsawan sebagaimana halnya pada waktu ia masih berada di dunia. Tidak ada perbedaan antara seseorang dengan yang lain, semua terpengaruh suasana yang meliputinya.
Mereka kebingungan dan diliputi perasaan takut karena kedahsyatan hari itu, sehingga hilanglah rasa cinta dan kasih sayang
Selain itu, tersedia perbagai penjelasan dari banyak ulama tafsir berkaitan isi surat Al-Mu'minun ayat 101, misalnya sebagaimana berikut:
Tafsir Jalalain
(Apabila sangkakala ditiup) tiupan malaikat Israfil yang pertama atau yang kedua (maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu) yang dapat mereka bangga-banggakan (dan pula mereka saling bertanya) tentang nasab tersebut, berbeda dengan kapan mereka hidup di dunia. Hal tersebut disebabkan kengerian yang menyibukkan diri mereka pada hari-hari itu, yakni melihat sebagian kengerian-kengerian yang ada Anda. Pada sebagian waktu dari hari-hari mereka sadar pula, seperti yang ditunjukkan oleh ayat-ayat lain, yaitu, "Dan sebagian dari mereka menghadap ke sebagian yang lain berbantah-bantahan." (QS Ash-Shaffat, 27).
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Arab Saudi
Saat Hari Kiamat tiba, para malaikat yang bertugas meniupkan sangkakala telah meniupkannya, dan manusia yang dibangkitkan, maka tidak ada kebanggaan dengan nasab pertalian pada hari itu sebagaimana mereka berbangga-bangga diri dengannya di dunia, dan tidak seorang pun yang bertanya kepada orang lain.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
101. Ketika Malaikat yang datang meniup sangkakala telah meniupkan sangkakala untuk kedua kalinya mengumumkan terjadinya hari Kiamat, maka tidak ada lagi pertalian nasab dan keluarga yang mereka banggakan di antara mereka, karena masing-masing disibukkan dengan dahsyatnya kondisi hari Kiamat, dan tidak pula mereka saling bertanya satu sama lain karena sibuk dengan dirinya masing-masing.***
