Pendapat lainnya menyebutkan bahwa al-kursi di sini adalah kerajaan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sedangkan pendapat keempat, Allah menciptakan al-kursi di bawah arasy. Di bawah al-kursi ada langit dan bumi. Arasy jauh lebih besar daripada al-kursi.
Yang dimaksud Al-kursi dalam ayat ini adalah arasy, kata Hasan Al Bashri. Namun menurut Ibnu Katsir, Al-kursi bukanlah arasy. Karena arasy lebih besar dari Al-kursi sebagaimana hadits:
بَيْنَ السَّماءِ الدُّنْيَا والَّتِي تَلِيْهَا خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ؛ وَبَيْنَ كُلِّ سَمَاءٍ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ، وَبَيْنَ السَّابِعَةِ وَالكُرْسِيِّ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ، وَبَيْنَ الكُرْسِيِّ وَالماَءِ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ؛ وَالكُرْسِيُّ فَوْقَ الماَءِ، وَاللهُ فَوْقَ الكُرْسِيِّ، ويَعْلَمُ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ
Antara langit dunia dengan langit berikutnya berjarak lima ratus tahun, dan jarak antara masing-masing langit berjarak lima ratus tahun. Antara langit ketujuh dengan kursi berjarak lima ratus tahun.
Sedangkan jarak antara kursi dengan air berjarak lima ratus tahun. Kursi berada di atas air, sedangkan Allah berada di atas Kursi. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya amal-amal kalian. (HR. Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah).
Syaikh Wahbah Az Zuhaili lantas mengingatkan, makna mana pun dari empat makna kursi dalam Ayat Kursi ini, yang terpenting adalah beriman akan adanya arasy dan kursi sebagaimana Al-Qur’an sebutkan dan tidak boleh mengingkari keduanya.
Demikian 4 makna ayat kursi dalam surat Al Baqarah ayat 255, semoga bermanfaat.***