Dimana pembuktian keniscayaan Kiamat pada ayat ini ditekankan pada hikmahnya.
Manusia yang durhaka menduga bahwa hidup hanya di dunia setelah itu selesai.
Disisi lain, ayat ini mengemukakan dalil tentang kebenaran hari kebangkitan dengan menggunakan kalimat pertanyaan, yaitu apakah manusia dijadikan percuma begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
Apakah manusia diciptakan kemudian dibiarkan hidup seenaknya, tanpa ada perintah dan larangan dari Allah yang harus ditaatinya?
Apakah setelah ia mati, Allah tidak meminta pertanggungjawaban hidupnya, di alam kubur dan di Padang Mahsyar kelak?
Allah berfirman:
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى ١٥
Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. (Thaha/20: 15)
Firman Allah lainnya: