Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 61 Tentang Mubahalah, Lengkap Bacaan Arab dan Terjemah

- 17 Agustus 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi Pembahasan Isi Kandungan SUrat Ali Imran Ayat 61 Lengkap dengan Bacaan Arab dan Terjemah
Ilustrasi Pembahasan Isi Kandungan SUrat Ali Imran Ayat 61 Lengkap dengan Bacaan Arab dan Terjemah /Pexels/Thirdman

MANTRA SUKABUMI - Berikut ini pembahasan isi kandungan surat Ali Imran ayat 61 yang menjelaskan tentang Mubahalah.

Mubahalah yang dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 61 dilakukan apabila ada kaum yang tidak mempercayai kebenaran berita tentang kejadian Nabi Isa AS.

Selain isi kandungan, artikel ini dilengkapi dengan bacaan arab lengkap dengan terjemah bahasa Indonesia.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat An Nur Ayat 2 Tentang Hukuman Bagi Pelaku Zina Lengkap Tulisan Arab Latin dan Artinya

Dilansir mantrasukabumi.com dari Quran Kemenag, berikut ini berita tentang kejadian Nabi Isa AS.

فَمَنْ حَاۤجَّكَ فِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ اَبْنَاۤءَنَا وَاَبْنَاۤءَكُمْ وَنِسَاۤءَنَا وَنِسَاۤءَكُمْ وَاَنْفُسَنَا
وَاَنْفُسَكُمْۗ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَّعْنَتَ اللّٰهِ عَلَى الْكٰذِبِيْنَ 

Artinya:

Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah datang ilmu kepadamu, maka katakanlah (Nabi Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kamu dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah 94) agar laknat Allah ditimpakan kepada para pendusta.”

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad bila masih ada orang yang membantah kebenaran berita tentang kejadian Nabi Isa AS sesudah mendapat penjelasan hendaklah mereka diajak ber-mubahalah untuk membuktikan siapa yang benar dan berdoa agar Allah swt menjatuhkan laknat-Nya kepada orang yang berdusta.

Mubahalah ini sebagai pencerminan dari kebenaran kepercayaan itu. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad, agar mengundang keluarga masing-masing baik dari pihaknya maupun dari pihak mereka yang terdiri dari anak-anak dan istri untuk mengadakan mubahalah ini.

Di dalam ayat disebutkan lebih dahulu istri dan anak-anak nabi dalam mubahalah karena seseorang lebih mengkhawatirkan diri keluarganya daripada dirinya sendiri.

Hal ini mengandung pengertian bahwa Nabi Muhammad, percaya dengan penuh keyakinan bahwa bencana yang tidak dikehendaki sebagai akibat dari mubahalah itu tidak akan menimpa keluarganya dan dirinya. Kemudian ayat ini dikenal sebagai ayat mubahalah.

Baca Juga: Terjemah dan Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 10-11, Jelaskan Hukuman bagi Orang-orang yang Kufur

Mengenai terjadinya ajakan mubahalah tersebut telah diriwayatkan melalui berbagai sumber bahwa Nabi Muhammad telah mengajak orang-orang Nasrani dari kota Najran di Yaman untuk mengadakan mubahalah tetapi mereka menolak.

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkan sebuah hadis bahwa delegasi Najran yang dipimpin oleh al-Aqib dan as-Sayyid mengunjungi Rasulullah.

Kemudian beliau berkeinginan untuk mengadakan mubahalah (sumpah) dengan mereka. Maka salah seorang di antara mereka berkata kepada kaumnya, “Janganlah kamu ber-mubahalah dengan dia. Demi Allah apabila ia betul-betul seorang Nabi lalu dia ber-mubahalah dengan kita, niscaya kita tidak akan berbahagia selamanya dan tidak akan ada generasi yang akan melanjutkan keturunan kita.”

Kemudian mereka berkata kepada Nabi, “Kami akan memberikan apa yang engkau minta sebab itu utuslah kepada kami seorang laki-laki, yang terpercaya.”

Kemudian Nabi saw bersabda, “Berdirilah hai, Abµ Ubaidah,” maka setelah ia berdiri Nabi pun bersabda, “Inilah orang yang terpercaya di kalangan umat ini.” (Riwayat al-Bukhār³ dari Huzaifah).

Abu Nu'aim meriwayatkan pula sebuah hadis dari Ibnu Abbas dalam kitab ad-Dalail melalui sanad dari A¯a′ dari A«-ahak dari Ibnu Abbas bahwasanya delapan orang Nasrani dari penduduk Najran mendatangi Rasulullah.

Di antara mereka terdapat Aqib dan as-Sayid. Kemudian Allah menurunkan ayat ini, lalu mereka berkata, “Beri tangguhlah kami tiga hari.” Lalu mereka pergi kepada Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Bani Qainuqa dari kalangan orang-orang Yahudi.

Baca Juga: Terjemah dan Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 12-13 Jelaskan Hikmah Terjadinya Perang Badar

Kemudian mereka memberi isyarat untuk berdamai dan tidak mengadakan mubahalah dengan Nabi. Kemudian mereka berkata, “Dia adalah nabi yang telah diberitakan kedatangannya di dalam kitab Taurat.”

Lalu mereka mengadakan perdamaian dengan Nabi saw dengan perjanjian membayar 1.000 potong pakaian pada bulan Safar dan 1.000 potong lagi disertai sejumlah uang pada bulan Rajab. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw telah mengajukan Ali, Fatimah dan kedua putra mereka (Hasan dan Husain) selain diri beliau sendiri, untuk bermubahalah dan Nabi pun keluar bersama-sama mereka seraya bersabda, “Apabila saya berdoa hendaklah kamu membaca, Amin”.

Ibnu Asakir meriwayatkan sebuah hadits dari Ja'far dari ayahnya, bahwa setelah ayat ini turun, Nabi membawa Abu Bakar bersama-sama anak-anaknya, Umar dan anak-anaknya dan Usman bersama anak-anaknya.

Dapat dipahami dari ayat-ayat ini bahwa Nabi Muhammad, telah memerintahkan untuk mengundang orang-orang yang menentang hakikat kejadian Nabi Isa AS

dari kalangan orang-orang Ahli Kitab untuk berkumpul baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak, dan juga Nabi mengumpulkan orang mukmin baik laki-laki, perempuan atau anak-anak. Mereka pun mengajak bermubahalah kepada Allah swt agar Dia melaknat orang-orang yang sengaja berdusta.

Ajakan Nabi saw untuk ber-mubahalah itu menunjukkan adanya keyakinan yang penuh terhadap kebenaran apa yang beliau katakan, sebaliknya keengganan orang-orang Nasrani dan Yahudi yang diajak untuk ber-mubahalah menunjukkan alasan dan kepalsuan kepercayaan mereka.***

Editor: Riska Haryani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah