Network
MANTRA SUKABUMI - Surat An Nisa (النساء) adalah surat ke-4 dalam Al-Qur'an. Dan merupakan surat Madaniyah. Lalu apa saja isi kandungan surat An Nisa ayat 59? berikut penjelasannya.
Terjemahan Surat An Nisa Ayat 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa: 59)
Baca Juga: Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 76 Tentang Menepati Janji
Tafsir Surah An Nisa Ayat 59
Surat An Nisa ayat 59 memerintahkan orang-orang beriman untuk menaati Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan di sini adalah ketaatan mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar. Ketaatan harga mati.
Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, Allah wajib ditaati. Salah satu hak prerogatif Uluhiyah adalah membuat syariah. Jadi, syariat harus diterapkan. Orang-orang beriman harus menaati Allah dan juga harus menaati Rasul Allah.
Ibnu Katsir menjelaskan, mentaati Allah adalah mengikuti ajaran Al-Qur'an. Sedangkan mentaati Nabi adalah mengamalkan sunnah.
Orang-orang beriman juga diperintahkan untuk mentaati ulil amri. Yaitu para pemimpin kaum muslimin dan para ulama. Ketaatan terhadap ulil amri harus dibingkai dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak boleh bertentangan. Anda tidak dapat mematuhi jika Anda diperintahkan untuk melakukan sesuatu.
Surat An Nisa ayat 59 juga menegaskan posisi Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam. Jika terjadi perselisihan antar manusia mengenai masalah agama dan cabang-cabangnya, maka harus dikembalikan kepada Al-Qur'an dan Hadist.
Perintah untuk mengembalikan perselisihan kepada Al-Qur'an dan hadits ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
Menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak menyerahkan keputusan hukum kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya di saat perselisihan, dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
Menjadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum dan kembali kepada keduanya akan membawa kebaikan. Artinya, hasil dan solusi yang lebih baik.
Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 8 tentang Perintah Berlaku Jujur Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Isi Kandungan Surat An Nisa Ayat 59
Berikut isi surat An Nisa ayat 59 yang telah kami kutip dari beberapa tafsir. Yakni Tafsir Al Qur'anil 'Adhim oleh Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir oleh Syekh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran oleh Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar oleh Buya Hamka.
- Orang-orang beriman harus menaati Allah dan Rasul Allah secara mutlak. Yaitu mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.
- Ketaatan pada ulil amri selama tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika ulil amri memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi atau mendurhakai Allah, maka tidak ada kewajiban untuk menaatinya.
- Al-Qur'an dan hadits adalah sumber hukum Islam. Jika ada hal-hal yang diperselisihkan, maka harus dikembalikan kepada keduanya.
- Mengambil Al-Qur'an dan hadits sebagai sumber hukum dan kembali ke penilaian mereka ketika ada perselisihan adalah bukti iman. Orang yang tidak mau menjadikan Al-Qur'an dan hadits sebagai hakim, dipertanyakan keimanannya.
- Kembali kepada Al-Qur'an dan hadits akan membawa solusi yang lebih baik dan membawa berkah.
Demikian isi kandungan surat An Nisa ayat 59. Semoga bermanfaat dan menguatkan komitmen kita untuk mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah. Wallahu a'lam bis shawab.***
