Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab Isra Mi'raj 2023 Terbaru Singkat dan Menyentuh Hati, Tema: Hikmah Bulan Rajab

- 9 Februari 2023, 12:36 WIB
Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab Isra Mi'raj 2023 Terbaru Singkat dan Menyentuh Hati, Tema: Hikmah Bulan RajabTema 7 Cara Menjauhkan Hati dari Dosa
Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab Isra Mi'raj 2023 Terbaru Singkat dan Menyentuh Hati, Tema: Hikmah Bulan RajabTema 7 Cara Menjauhkan Hati dari Dosa /Pixabay

Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu. 

Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. 

Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.

Baca Juga: Istighfar Rajab: Bacaan, Arab, Latin dan Terjemahannya

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah…

Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra Mi’raj tersebut.:

Pertama, Isra’ dan Mi’raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al-Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali, meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau. 

Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab seseorang dapat tersesat ketika hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikiran yang hanya membanggakan akalnya dan mengesampingkan kemahakuasaan Allah. Tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan,maka setiap ajaran dalam agama yang tidak cocok dengan akal, akan ditolak dan diingkari, na’udzubillahi min dzalik. Pola pikir yang demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan

أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ

“(makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri)”.

Halaman:

Editor: Riska Haryani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah