Wanita yang Tak BIsa Dipinang Bahkan Oleh Seorang Ulama, Rabi’ah al Adawiyah

- 13 Agustus 2020, 09:40 WIB
Ilustrasi kisah.*
Ilustrasi kisah.* /Reuters

MANTRA SUKABUMI - Seperti yang telah di ketahui Rabi’ah al Adawiyah sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah.

Sebab menurut Rabi’ah jalan tidak menikah merupakan tindkan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian. Padahal banyak lelaki yang berupaya untuk mendekatinya, bahkan meminangnya. Di antaranya yaitu Abdul Wahid bin Zayd, seorang yang zuhud dan wara, salah seorang ulama terkemuka di kota Basrah.

Abdul Wahid pernah mencoba meminang Rabi’ah, tapi lamaran itu ditolaknya. Dengan mengatakan “Wahai lelaki sensual, carilah perempuan sensual lain yang sama dengan mereka. Apakah engkau melihat adanya satu tanda sensual dalam diriku?”, katanya.

Selanjutnya Rabi’ah al Adawiyah juga dilamar oleh Muhammad bin Sulaiman al Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah.

Untuk memperistri Rabi’ah, ia sangup memberikan mahar sebesar 100 ribu dinar. Tetapi dijawab oleh Rabi’ah “Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu engkau berikan kepadaku, atau enkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya beberapa saat”.

Dalam riwayat lain disebutkan, sahabat Rabi’ah bernama Hasan al Bashri juga berniat untuk menikahi Rabi’ah al Adawiyah.

Bahkan mendapat dukungan dari ulama sufi lainnya. Sehingga mendesak Rabi’ah untuk menikah dengannya.

Karena desakan itu akhirnya ia mengajukan sebuah syarat berupa beberapa pertanyaan. Ia kemudian mengatakan kepada Hasan al Bashri “Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu”.

Hasan al Bashri berkata “Bertanyalah dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu”. Lalu ia memulai pertanyaannya yang pertama “Apakah yang akan dikatakan hakim dunia ini saat aku mati, akankah aku mati dalam islam atau murtad?”

Hasan al Bashri menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui jawabannya”. Ia melanjutkan pertanyaannya yang kedua “Pada saat aku dalam kubur, mampukah aku menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir?”

Hasan al Bashri menjawab kembali “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui”. Kemudian pertanyaan yang ketiga “Bagaimanakah aku akan menerima buku catatan amal, di tangan kanan atau di tangan kiri?” Hasan al Bashri kembali menjawab “Hanya Allah Yang Maha Tahu”.

Ini pertanyaan terakhir “Sebagian manusia akan masuk surga dan sebagian lain masuk neraka. Di kelompok manakah aku akan berada?” Hasan al Bashri lagi-lagi menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu”.

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah