Jika Ingin Hidupnya Dimudahkan dan Dilimpahkan Rezeki, Baca Surah Berikut?

- 4 September 2020, 12:45 WIB
Kandungan Quran Surat Al Iklas. Foto Ilustrasi
Kandungan Quran Surat Al Iklas. Foto Ilustrasi /Pexels/Fatemah Khalid

MANTRA SUKABUMI - Setiap surah dalam Al Quran terdapat keutamaan, diantaranya Surat Al-Waqiah yang sering diidentikkan dengan kekayaan dan kelapangan rizki. 

Akan tetapi, tidak hanya sekedar kekayaan yang akan anda dapatkan saat membacakan surah Al Waqiah, yang akan anda dapatkan selain kekayaan yaitu :

Dijauhkan Dari Kemiskinan

Apabila seseorang membiasakan diri untuk membaca Surah Al Waqiah sebanyak satu kali setiap malam, maka ia akan mendapatkan pahala yang sangat berarti yakni akan dijauhkan dari kemiskinan untuk selama-lamanya.

Baca Juga: Keistimewaan Surah Yasin Setiap Hari Setiap Malam, Salah Satunya Allah Kabulkan Permintaannya

Baca Juga: Bacaan Surah An-Nas 1-6 Arab Latin dan Artinya dalam Bahasa Indonesia

Sakitnya Diringankan

Jika Surah Al Waqiah ini dibacakan saat berada di sisi orang yang sedang sakit, maka insyaAllah akan dipermudah untuk kesembuhan dan penyakitnya juga diringankan.

Dipermudah Melahirkan

Apabila Surah Al Waqiah ini di tulis kemudian di pakaikan pada orang yang hendak melakukan persalinan, maka insyaAllah akan segera melahirkan dengan mudah tanpa halangan yang berarti.

Dijauhkan Dari Kefakiran

Dengan mewiridkan Surah Al Waqiah ini sebagai bacaan yang rutin setiap hari dan juga malam, maka Allah akan menjauhkan segala kefakiran untuk selama-lamanya. Sa’d Al Mufti berkata jika hadits ini adalah shahih.

Baca Juga: Keistimewaan Surah Yasin Setiap Hari Setiap Malam, Salah Satunya Allah Kabulkan Permintaannya

Pelindung Diri Dari Kemudaratan Dunia

Jika Surah Al Waqiah ini dibacakan untuk wanita dan juga gadis, maka akan berguna untuk melindungi diri dari segala macam kemudaratan dunia sekaligus terhindar juga dari kemiskinan yang sesuai dengan hadits Rasulullah ketika selalu membicarakan Abdullah yang sedang sakit tenat.

Diberikan Kesenangan dan Kemudahan

Barang siapa membacakan Surah Al Waqiah ini dan dijadikan sebagai doa wirid, maka orang tersebut akan memperoleh kesenangan dan juga kemudahan untuk selamanya oleh Allah SWT.

Mendapatkan Sepuluh Pahala

Untuk seseorang yang membacakan setiap ayat Surah Al Waqiah maka akan mendapat sepuluh pahala yang sesuai dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan Iman At-tirmidzi. Dalam Al-quran terdapat 325.015 ayat dan dimana jika anda membacanya sampai katam, maka pahala yang akan didapat akan berjumlah 3.250.150.

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Cara Menghafal Alquran yang Asyik dan Menyenangkan

Kemustajaban dari surah Al-Waqiah ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi, sebab sudah banyak orang yang berhasil membuktikan manfaat dari surat ini. Jika anda ingin juga membuktikan manfaat dari Surat Al Waqiah ini, maka jangan sungkan untuk mulai membaca Surat Al-Waqiah.

Surah Al Waqiah merupakan surah ke-56 yang ada di dalam juz ke-27. Dalam Surat Al-Waqiah ini terdapat ayat sebanyak 96 dan dinamakan Surat Al-Waqiah karena sesuai dengan ayat yang pertama yakni al-waqiah atau memiliki arti kiamat.

Sedangkan isi dari Surat Al-Waqiah menceritakan tentang bagaimana hari kiamat tersebut akan terjadi dan juga balasan bagi orang mukmin dan juga orang kafir.

Baca Juga: Tanda-tanda Hari Kiamat Sudah Dekat yang Perlu Anda Ketahui

Berikut ini bacaan Surat Al-Waqiah ayat 1-96 Arab, latin, dan artinya dalam Bahasa Indonesia.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ

iżā waqa'atil-wāqi'ah

Apabila terjadi hari Kiamat,

لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ

laisa liwaq'atihā kāżibah

terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal).

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ

khāfiḍatur rāfi'ah

(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).

اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ

iżā rujjatil-arḍu rajjā

Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,

وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ

wa bussatil-jibālu bassā

dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,

فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ

fa kānat habā`am mumbaṡṡā

maka jadilah ia debu yang beterbangan,

وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ

wa kuntum azwājan ṡalāṡah

dan kamu menjadi tiga golongan,

فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ

fa aṣ-ḥābul-maimanati mā aṣ-ḥābul-maimanah

yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,

وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ

wa aṣ-ḥābul-masy`amati mā aṣ-ḥābul-masy`amah

dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu,

وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَۙ

was-sābiqụnas-sābiqụn

dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).

اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ

ulā`ikal-muqarrabụn

Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah),

فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ

fī jannātin-na'īm

Berada dalam surga kenikmatan,

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ

ṡullatum minal-awwalīn

segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ

wa qalīlum minal-ākhirīn

dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ

'alā sururim mauḍụnah

Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,

مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ

muttaki`īna 'alaihā mutaqābilīn

mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan.

يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ

yaṭụfu 'alaihim wildānum mukhalladụn

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,

بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ

bi`akwābiw wa abārīqa wa ka`sim mim ma'īn

dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,

لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ

lā yuṣadda'ụna 'an-hā wa lā yunzifụn

mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,

وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ

wa fākihatim mimmā yatakhayyarụn

dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih,

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ

wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahụn

dan daging burung apa pun yang mereka inginkan.

وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ

wa ḥụrun 'īn

Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah,

كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ

ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn

laksana mutiara yang tersimpan baik.

جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

jazā`am bimā kānụ ya'malụn

Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.

لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ

lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā

Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa,

اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًا

illā qīlan salāman salāmā

tetapi mereka mendengar ucapan salam.

وَاَصْحٰبُ الْيَمِينِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ

wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn

Dan golongan kanan, siapakah golongan kanan itu.

فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ

fī sidrim makhḍụd

(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,

وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ

wa ṭal-ḥim manḍụd

dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ

wa ẓillim mamdụd

dan naungan yang terbentang luas,

وَّمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ

wa mā`im maskụb

dan air yang mengalir terus-menerus,

وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ

wa fākihating kaṡīrah

dan buah-buahan yang banyak,

لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ

lā maqṭụ'atiw wa lā mamnụ'ah

yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya,

وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ

wa furusyim marfụ'ah

dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ

innā ansya`nāhunna insyā`ā

Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung,

فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ

fa ja'alnāhunna abkārā

lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan,

عُرُبًا اَتْرَابًاۙ

'uruban atrābā

yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya,

لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ

li`aṣ-ḥābil-yamīn

untuk golongan kanan,

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ

ṡullatum minal-awwalīn

segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

وَثُلَّةٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ

wa ṡullatum minal-ākhirīn

dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.

وَاَصْحٰبُ الشِّمَالِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الشِّمَالِۗ

wa aṣ-ḥābusy-syimāli mā aṣ-ḥābusy-syimāl

Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu.

فِيْ سَمُوْمٍ وَّحَمِيْمٍۙ

fī samụmiw wa ḥamīm

(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih,

وَّظِلٍّ مِّنْ يَّحْمُوْمٍۙ

wa ẓillim miy yaḥmụm

dan naungan asap yang hitam,

لَّا بَارِدٍ وَّلَا كَرِيْمٍ

lā bāridiw wa lā karīm

tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُتْرَفِيْنَۚ

innahum kānụ qabla żālika mutrafīn

Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah,

وَكَانُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِۚ

wa kānụ yuṣirrụna 'alal-ḥinṡil-'aẓīm

dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar,

وَكَانُوْا يَقُوْلُوْنَ ەۙ اَىِٕذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙ

wa kānụ yaqụlụna a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamab'ụṡụn

dan mereka berkata, “Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?

اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَ

a wa ābā`unal-awwalụn

Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?”

قُلْ اِنَّ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَۙ

qul innal-awwalīna wal-ākhirīn

Katakanlah, “(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian,

لَمَجْمُوْعُوْنَۙ اِلٰى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ

lamajmụ'ụna ilā mīqāti yaumim ma'lụm

pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi.

ثُمَّ اِنَّكُمْ اَيُّهَا الضَّاۤ لُّوْنَ الْمُكَذِّبُوْنَۙ

ṡumma innakum ayyuhaḍ-ḍāllụnal-mukażżibụn

Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan!

لَاٰكِلُوْنَ مِنْ شَجَرٍ مِّنْ زَقُّوْمٍۙ

la`ākilụna min syajarim min zaqqụm

pasti akan memakan pohon zaqqum,

فَمَالِـُٔوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَۚ

fa māli`ụna min-hal-buṭụn

maka akan penuh perutmu dengannya.

فَشَارِبُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيْمِۚ

fa syāribụna 'alaihi minal-ḥamīm

Setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.

فَشَارِبُوْنَ شُرْبَ الْهِيْمِۗ

fa syāribụna syurbal-hīm

Maka kamu minum seperti unta (yang sangat haus) minum.

هٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِۗ

hāżā nuzuluhum yaumad-dīn

Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan.”

نَحْنُ خَلَقْنٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ

naḥnu khalaqnākum falau lā tuṣaddiqụn

Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَۗ

a fa ra`aitum mā tumnụn

Maka adakah kamu perhatikan, tentang (benih manusia) yang kamu pancarkan.

ءَاَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الْخَالِقُوْنَ

a antum takhluqụnahū am naḥnul-khāliqụn

Kamukah yang menciptakannya, ataukah Kami penciptanya?

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَۙ

naḥnu qaddarnā bainakumul-mauta wa mā naḥnu bimasbụqīn

Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah,

عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ اَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

'alā an nubaddila amṡālakum wa nunsyi`akum fī mā lā ta'lamụn

untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْاَةَ الْاُوْلٰى فَلَوْلَا تَذَكَّرُوْنَ

wa laqad 'alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn

Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَۗ

a fa ra`aitum mā taḥruṡụn

Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?

ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ

a antum tazra'ụnahū am naḥnuz-zāri'ụn

Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?

لَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنٰهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَۙ

lau nasyā`u laja'alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn

Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang,

اِنَّا لَمُغْرَمُوْنَۙ

innā lamugramụn

(sambil berkata), “Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian,

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ

bal naḥnu mahrụmụn

bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.”

اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَۗ

a fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn

Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?

ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ

a antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn

Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ

lau nasyā`u ja'alnāhu ujājan falau lā tasykurụn

Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?

اَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَۗ

a fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn

Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?

ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِـُٔوْنَ

a antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn

Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan?

نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَّمَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَۚ

naḥnu ja'alnāhā tażkirataw wa matā'al lil-muqwīn

Kami menjadikannya (api itu) untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ

fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm

Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.

فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ

fa lā uqsimu bimawāqi'in-nujụm

Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.

وَاِنَّهٗ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌۙ

wa innahụ laqasamul lau ta'lamụna 'aẓīm

Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui,

اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ

innahụ laqur`ānung karīm

dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia,

فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍۙ

fī kitābim maknụn

dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh),

لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۙ

lā yamassuhū illal-muṭahharụn

tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.

تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ

tanzīlum mir rabbil-'ālamīn

Diturunkan dari Tuhan seluruh alam.

اَفَبِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَ

a fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn

Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an),

وَتَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ اَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ

wa taj'alụna rizqakum annakum tukażżibụn

dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya).

فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ

falau lā iżā balagatil-ḥulqụm

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan,

وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ

wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn

dan kamu ketika itu melihat,

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ

wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,

فَلَوْلَآ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَۙ

falau lā ing kuntum gaira madīnīn

maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah),

تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

tarji'ụnahā ing kuntum ṣādiqīn

kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?

فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ

fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn

Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah),

فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ ەۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ

fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na'īm

maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan.

وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۙ

wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn

Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

فَسَلٰمٌ لَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ

fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn

maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!” (sambut malaikat).

وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِيْنَ الضَّاۤلِّيْنَۙ

wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn

Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan sesat,

فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيْمٍۙ

fa nuzulum min ḥamīm

maka dia disambut siraman air yang mendidih,

وَّتَصْلِيَةُ جَحِيْمٍ

wa taṣliyatu jaḥīm

dan dibakar di dalam neraka.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِيْنِۚ

inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn

Sungguh, inilah keyakinan yang benar.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ

fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm

Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah