Artinya, “Ya Allah, wahai Tuhan pemilik dakwah yang sempurna, Tuhan pemelihara ibadah shalat yang terlaksana, berikanlah Nabi Muhammad SAW kehormatan status wasilah dan fadhilah. Bangkitlah dia di tempat terpuji yang Kau janjikan. Sungguh Engkau tidak mengingkari janji.”
Setelah membaca doa itu, kemudian shalat sunnah qabliyah dan sebagian ulama menganjurkan kita untuk menambahkannya dengan doa berikut ini.
وَأَوْرِدْنَا حَوْضَهُ وَاسْقِنَا مِنْ يَدِهِ الشَّرِيْفَةِ شُرْبَةً هَنِيْئَةً مَرِيْئَةً لَا نَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Wa awridnâ haudhahû, wasqinâ min yadihis syarîfah syurbatan hanî’atan marî’ah, lâ nazhma’u ba‘dahâ abadâ, ya arhamar râhimîn.
Artinya, “Ya Allah, antarkan kami melewati telaga Kautsar milik Rasulullah SAW. Berikanlah kesempatan bagi kami meminum langsung dari tangan pemiliknya yang mulia seteguk air telaga yang lezat dan nikmat itu di mana kami selamanya takkan mengalami haus setelah meminumnya. Hai Tuhan yang maha pengasih.”***