Jangan Sepelekan Dosa Kecil, Jika Sering Dilakukan Bisa Menjadi Besar!

- 1 November 2020, 20:02 WIB
ILUSTRASI Merenung karena banyak kesalahan
ILUSTRASI Merenung karena banyak kesalahan /Pixabay/.*/Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Bagi setiap manusia pasti pernah melakukan salah dan tak luput dari perbuatan dosa, baik itu dosa besar maupun kecil.

Namun, kebanyakan orang sering kali meremehkan perbuatan dosa kecil, bahkan mereka menganggap sebagai hal yang sepele.

Mereka senantiasa terus menerus melakukan dosa kecil, tetapi tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya dengan begitu justru sedang melakukan dosa besar atau mengubah dosa kecil menjadi dosa besar.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: Walau Sudah Lulus Seleksi CPNS oleh BKN, Tapi Bisa Otomatis Gugur Jika Terbukti Terlibat Ini

Dikutip mantrasukabumi.com dari hajinews.id, berikut penjelasan Imam Al-Ghazali tentang enam hal yang dapat mengubah dosa kecil menjadi dosa besar.

  1. Terus-menerus

Imam Al-Ghazali menganalogikan dengan tetesan air pada batu. Air yang menetes di batu secara terus-menerus, maka akan lebih memberikan bekas ketimbang guyuran air yang besar tetapi hanya sekali.

Rasulullah SAW bersabda, "Perbuatan yang paling Tuhan kasihi adalah yang dilakukan terus menerus, meski hanya sedikit." (HR. Muslim)

Al-Ghazali menurtukan bahwa amal kebaikan yang dilakukan terus-menerus, meski kecil, maka akan menjadi besar pengaruhnya.

Ketentuan ini juga dapat berlaku sebaliknya, yakni dosa kecil yang dilanggengkan akan memiliki pengaruh besar terhadap gelapnya hati pelakunya.

  1. Meremehkan Dosa Kecil

Jika orang yang berbuat dosa menganggap bahwa yang dilakukannya adalah dosa besar, maka dosa itu menjadi kecil di hadapan Allah SWT.

Di sisi lain, jika pelaku menganggap bahwa yang dilakukannya adalah dosa kecil, sedangkan ia meremehkannya, maka itu akan menjadi besar di hadapan Allah SWT.

“Sungguh, seorang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia sedang duduk di bawah gunung, dia juga khawatir gunung itu akan menimpanya. Adapun fajir (menyukai amoralitas), dia akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang lewat tepat di depan hidungnya. " (HR. Bukhari).

Baca Juga: Bau Tapi Lezat, Inilah Manfaat Jengkol Bagi Kesehatan, Salah Duanya Dapat Cegah Maag dan Anemia

  1. Bersukacita dalam Dosa Kecil

Orang yang telah melakukan dosa itu seharusnya malu dan insyaf, karena ia telah hanyut dalam bujuk dan rayuan setan, yang menjadikannya terjerembab dalam jurang kemaksiatan.

Mungkin saja sejenak seseorang dapat merasakan manisnya dosa kecil, tetai ia tak sadar bahwa kebanggaan itu akan membuatnya merasakan besarnya penyesalan.

  1. Salah menafsirkan bantuan Tuhan

Yaitu orang yang melakukan dosa menganggap enteng, bahwa dosa-dosanya akan ditutup oleh Allah.

Karena kebodohannya, ia pun mengira bahwa tertutupinya dosa adalah pertolongan Allah kepadanya, serta sebagai petunjuk bahwa yang dilakukannya sekadar dosa kecil.

Sehingga membuatnya tak sadar bahwa menggampangkan sesuatu yang salah ialah termasuk dosa besar.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an,

وَیَقُولُونَ فِی نفُسِهِمۡ لَوۡلَا يُعَذِّبُنَا ٱللَّهُ بِمَا نَقُولُۚ حَسۡبُهُمۡ جَهَنَّمُ يَصۡلَوۡنَّمَۖ

"Dan mereka berkata pada diri mereka sendiri, 'Mengapa Tuhan tidak menghukum kita atas apa yang kita katakan?' Cukup bagi mereka Neraka yang akan mereka masuki. Jadi neraka adalah tempat terburuk untuk kembali. " (QS. Al Mujadilah: 8).

  1. Menceritakan DosaNya kepada Orang Lain

Tidak sedikit orang yang justru dengan sengaja menceritakan dosa-dosanya kepada orang lain. Baik dengan motif sombong maupun untuk mencari perhatian termasuk mengingkari nikmat Allah SWT.

“Setiap orang diampuni (dosa-dosanya), kecuali mereka yang menunjukkan (dosanya). Sungguh di antara amalan yang nampak (dosa) adalah hamba yang berbuat perbuatan (dosa) pada malam hari, sedangkan Allah menutupinya”.

“Lalu di pagi hari dia meriwayatkan: 'Wahai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu.' Padahal pada malam hari, (dosa-dosanya) telah ditutup oleh Tuhannya”.

“Dia juga bermalam dalam keadaan (dosa-dosanya) telah ditutup oleh Tuhannya, tetapi pada pagi hari dia mengungkapkan apa yang telah Tuhan tutupi”. (HR Bukhari & Muslim)

Baca Juga: Segera Klaim, Berikut 2 Cara untuk Dapatkan Token Listrik Gratis dari PLN Bulan November 2020

  1. Dosa-dosa orang saleh yang menjadi panutan

Disebutkan oleh Imam Al-Ghazali, ketika seorang alim yang menjadi panutan banyak orang melakukan dosa, walaupun kecil, maka dosanya lebih besar dari yang lain.

Karena sangat mungkin jika apa yang dilakukan akan menjadi contoh bagi orang yang mengikutinya. Jika diikuti orang lain, maka dosa-dosanya akan terus mengalir meski sudah mati.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang pertama kali melakukan tradisi buruk, dan masih dilakukan setelah ia melakukannya, maka dicatatlah dosanya dan dosa orang yang mengikutinya, tanda dikuranginya barang sedikit pun.” (HR. Muslim).**

 

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x