Sesungguhnya Allah SWT Larang Bagi Siapapun yang Harapkan Bantuan dari Seseorang, Kenapa?

- 4 November 2020, 05:00 WIB
Foto Ilustrasi meminta minta.*
Foto Ilustrasi meminta minta.* /PIXABAY/

MANTRA SUKABUMI – Mengharapkan sesuatu dari perkara dunia seperti kekayaan bukanlah hal yang terlarang dan tercela, dan itu merupakan suatu tabiat yang wajar.

Namun yang harus di perhatikan adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkannya, apakah sudah sesuai dengan apa yang Allah syari’atkan atau tidak, serta tidak melanggar larangan-larangan-Nya. Seperti dengan cara meminta-minta kepada manusia.

Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’d as-Sa’idi Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.” (HR. Ibnu Hibban)

Baca Juga: Jangan Khawatir NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id/bpum, Begini Cara Atasinya

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Apa itu Zuhud? Zuhud merupakan suatu sikap terpuji yang disukai Allah SWT, di mana seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat dan tidak terlalu mementingkan urusan dunia atau harta kekayaan.

Zuhud dalam kehidupan dunia akan mendatangkan cinta Allah kepada kita. Hakikat zuhud terhadap kehidupan dunia artinya hati kita tidak terpaut dengan dunia walaupun kita memiliki dunia.

Kita tidak simpan dunia itu di hati kita. Namun hati kita dipenuhi dengan cinta akhirat, cinta Allah, dan RasulNya, mengharapkan keridhaan Allah semata, mengharapkan pahala akhirat dan surgaNya.

Tetap ia mencari dunia tapi dunia dijadikan wasilah untuk meraih kehidupan akhirat. Maka orang seperti ini pasti dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demikian pula zuhud terhadap apa yang dimiliki oleh manusia. Artinya kita tidak mengharapkan pemberian mereka, tidak mengharapkan bantuan mereka.

Jangan sampai hati kita mengharapkan dari mereka. Seorang mukmin itu harus punya jiwa mandiri. Dia harus kuat. Tawakal dia hanya kepada Allah, bukan kepada manusia. Dia hanya berharap kepada Allah, bukan kepada manusia.

Dia tidak mengharapkan sama sekali pemberian dari manusia. Dia hanya mengharapkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.

Sebagaimana sabda Rasulullah kepada ‘Umar bin Khattab. Waktu itu ‘Umar diberi oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pemberian. Lalu ‘Umar berkata, “Ya Rasulullah, berikan saja kepada yang lebih susah hidupnya dariku.” Kata Rasulullah, “Ambil wahai ‘Umar selama hatimu tidak mengharap-harapkan untuk diberi, ambil saja.”

Baca Juga: Sampai Dipotong Lidahnya, Kisah Syaikh Farazdaq yang Selalu Memuji Rasulullah dengan Syair Sholawat

Jadi selama hati kita tidak mengharap-harap. Tapi kalau kita sudah mengharap-harapkan, terkadang ketika kita terbiasa diberi, akhirnya kita jadi ada pengharapan.

Ketika tidak diberi lagi, terkadang marah. Tentu ini menunjukkan bahwa kita belum zuhud terhadap apa yang ada pada manusia, masih ada ketamakan pada hati kita terhadap apa yang ada pada manusia.

Maka dari itu Islam menganjurkan setiap umat muslim untuk berusaha dan bekerjalah kamu, Sebagaimana firman Allah SWT : Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah. Kemudian diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah [9] : 105).

Bekerja keras untuk mendapatkan rizki yang kemudian digunakan guna melengkapi kebutuhan keluarga.karena bekrja keras adalah perbuatan yang terpuji .

Sejatinya rosulullah SAW mensejajarkan orang yang bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal guna memenuhi SDMnya,dengan mereka yang berjihad di jalan allah.

Demikian, bekerja keras untuk mencapai hidup yang berkecukupan adalah perbuatan yang sangat di anjurkan dalam islam.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Istikharah yang Benar, Lengkap dengan Doanya

Sebab,islam tidak ingin melihat umatnya bermalas malasan,bertopang dagu,bahkan tidak mau berusaha.

Seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dapat di lihat dari cara berbuat,sikap,serta persepsi terhadap nilai bekerja dan sebagian seorang muslim meyakini bahwa bekerja tidak hanya bertujuan untuk memuliakan diri,tetapi juga sebagai manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x