Berikut Amalan dan Dzikir Hujjatul Islam al-Imam Ghazali Setelah Ibadah Sholat Jumat

- 5 November 2020, 21:10 WIB
Ilustrasi ibadah.
Ilustrasi ibadah. /pixabay.com/mohamed_hassan

MANTRA SUKABUMI - Dzikir Setelah Shalat Jumat Selepas mengikuti gerakan imam mulai dari takbiratul ihram hingga salam, jamaah tak dianjurkan langsung pergi begitu saja, kecuali bila ada urusan mendesak.

Menurut Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah, selepas shalat, sebelum lisannya melontarkan apa pun, seseorang hendaknya merapalkan bacaan-bacaan berikut:

1. Surat al-Fatihah sebanyak tujuh kali
2. Surat al-Ikhlas sebanyak tujuh kali
3. Surat al-Falaq sebanyak tujuh kali
4. Surat an-Nas sebanyak sebanyak tujuh kali

Baca Juga: Amalan Hari Jumat yang Direkomendasikan Imam al-Ghazali

Baca Juga: 3 Amalan Sunah Malam Jumat, Salah Satunya Berhubungan Suami Istri

Bacaan-bacaan tersebut, kata Imam al-Ghazali, akan menjadi benteng dan memelihara seseorang dari gangguan syaitan, mulai dari satu Jumat ke Jumat berikutnya. Selanjutnya baca doa berikut:

اَللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ أَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allâhumma yâ ghaniyyu yâ hamîd, yâ mubdi’u wa yu‘îd, yâ rahîmu yâ wadûd. Aghninî bi halâlika ‘an harâmik, wa thâ‘atika ‘an ma‘shiyatik, wa bi fadhlika ‘an man siwâka.

Artinya: “Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.

Sesudah itu, sang Hujjatul Islam menyarakan kita untuk melaksanakan shalat dua rakaat atau enam rakaat (tiap dua rakaat salam) sebab Rasulullah pernah meriwayatkan tentang hal itu dalam berbagai kesempatan.

Baca Juga: Amalan Bacaan dan Keutamaan Sholawat Munjiyat dalam Arab, Latin, serta Terjemahannya

Imam al-Ghazali juga menganjurkan, usai shalat Jumat seseorang agar tetap berada di masjid hingga maghrib, atau setidak-tidaknya waktu ashar.

Sebab sepanjang hari Jumat ada saat-saat mustajab yang dirahasiakan. Barangkali dengan tetap berada di masjid kita mendapati momen spesial itu pas ketika kita sedang khusyuk-khusyuknya, merendahkan diri kepada Allah.

Tentu saja selama di masjid tak disarankan kita bergabung di forum ngobrol atau majelis yang mubazir, kecuali forum keilmuan yang kian mendekatkan diri kita kepada Allah dan semakin menjauhkan ikatan hati kita kepada dunia. Kata Imam al-Ghazali:

فكل علم لا يدعوك من الدنيا إلى الآخرة فالجهل أعود عليك منه “

Tiap ilmu yang tak mendorongmu menjauh dari (cinta) dunia, mendekatkan kepada (cinta) akhirat, bodoh atas ilmu itu lebih bagus daripada menguasainya.”

Baca Juga: Amalan Bacaan dan Keutamaan Sholawat Nariyah dalam Arab, Latin, serta Terjemahannya

Tampak sekali dalam sebagai anjuran Imam al-Ghazali di atas, beliau mengandaikan bahwa seseorang mengkhususkan hari Jumat untuk lebih intensif beribadah.

Hal ini dikarenakan sejumlah keistimewaan di dalamnya dibanding hari-hari pada umumnya. Bila dalam satu tahun, kita dianjurkan makin giat taqarrub selama sebulan penuh Ramadhan, maka dalam konteks hitungan minggu momen itu terletak pada selama sehari penuh Jumat.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah