Resepsi Nikah itu Haram, Menurut Gus Baha: Adat Jawa yang Sampai Sekarang Tidak Cocok

- 18 November 2021, 11:20 WIB
Resepsi Nikah Itu Haram, Menurut Gus Baha: Adat Jawa yang Sampai Sekarang Tidak Cocok./
Resepsi Nikah Itu Haram, Menurut Gus Baha: Adat Jawa yang Sampai Sekarang Tidak Cocok./ /Unsplash/alvin-mahmudov

MANTRA SUKABUMI - Jadi menurut Gus Baha resepsi nikah itu haram, simak sampai akhir penjelasannya supaya tidak salah paham.

Kali ini Gus Baha mengungkap bahwa adat jawa itu tidak cocok sampai sekarang karena beberapa hal.

Tetapi Gus Baha tidak melarang orang lain untuk melakukan resepsi nikah dan adat jawa tersebut.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Dilansir mantrasukabumi.com dari video yang diunggah kanal Youtube Sekolah Akhirat pada satu tahun yang lalu. Berikut penjelasan Gus Baha (Kh Ahmad Bahauddin Nursalim.

"Makanya ya, saya adat jawa yang sampai sekarang tidak cocok, saya dulu nikah anak buah saya banyak punya mobil banyak" Jelas Gus Baha.

Kemudia Gus Baha menceritakan ketika beliau menikah dengan istrinya di Pasuruan.

"Saya nikah dari jogya ke Pasuruan, istri saya itu naik bis, ya sendirian, Lalu sampai sana diantar bapak lalu nikah"

"Karena keyakinan saya punya hajat (resepsi) itu haram, saya loh saya pribadi, kalau Anda ya silahkan" Ujar Gus Baha.

Jadi haram resepsi nikah itu menurut Gus Baha, kalau yang lain ingin melakukan hal tersebut kata beliau silahkan.

"Awal dari sodakoh menggeretu itu perkara orang buwoh (memberi uang ke yang punya hajat)"

Baca Juga: Nabi Juga Pernah Salah, Tapi Belum Tentu Dosa, Gus Baha: Rasulullah Sholat Dzuhur Cuma 2 Rakaat

Maksud dari perkataan Gus Baha yaitu buwoh (menyumbang ke orang yang mempunyai hajat) nikah atau khitan baik dalam bentuk amplop yang dituliskan nama penyumbang ataupun dalam bentuk barang lainnya.

"Kamu itu kan orang miskin, setiap ada orang yang punya hajat: waktu gini ada orang resepsi, gini buwoh segala"

Umumnya si penyumbang berharap suatu saat nanti ketika si penyumbang dengan nominal atau dalam bentuk barang yang sama juga.

"Sudah begitu, nanti anakmu nikah juga gituh lagi"

"Akhirnya kamu dulu yang menggerutu zaman buwoh, sekarang kamu punya hajat, oramg lain buwoh untuk kamu, makan saja kesulitan"

"Nah gituh terkadang umat setannya ya itu tadi kalau teman mu tidak buwoh: padahal dia punya hajat 3 kali saya buwoh terus"

Apabila nominal atau barang yang disumbangkan tidak sesuai biasanya akan menjadi bahan omongan warga masyarakat.

"Makanya saya tidak pernah datang ke acara buwoh itu tidak pernah" Ungkap Gus Baha.***

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah