Kenali Begini 3 Jenis Spesies Ganja, Sempat Viral untuk Dijadikan Pengobatan Secara Medis

- 27 Juni 2022, 12:30 WIB
Ilustrasi tanaman ganja.
Ilustrasi tanaman ganja. /pixabay/erin hiterlands/

MANTRA SUKABUMI - Sempat viral seorang ibu menuliskan ‘Tolong anakku butuh ganja medis’ pada papan berwarna putih.

Serta di belakangnya terdapat seorang bapak-bapak dengan anak yang berada di roda dorong khusus bayi dan balita.

Seorang ibu tersebut meminta tolong karena anaknya membutuhkan ganja untuk kesehatannya.

Baca Juga: Wow! Ini Daftar Negara yang Legalkan Psikotropika Jenis Ganja, Belanda Salah Satunya

Seorang ibu tersebut memnentangkan tulisannya pada acara Car Free Day di Jakarta pada Minggu, 26 Juni 2022.

Menurutnya bahwa anaknya yang bernama Pita, adalah pengidap cerebral palsy atau lumpuh otak.

Menurut sang ibu, cerebral palsy paling efektif diterapi menggunakan CBD oil atau ganja

Berikut 3 jenis spesies ganja, dikutip mantrasukabumi.com dari sumsel.bnn.go.id pada Senin, 27 Juni 2022.

Ganja atau dikenal juga dengan chimeng memiliki nama latin Cannabis.

Ganja berupa tumbuhan berbunga dari famili Cannabaceae yang biasanya tumbuh di daerah pegunungan tropis dengan ketinggian di atas seribu meter di atas permukaan laut.

Daunnya berbentuk menjari dan bunganya kecil-kecil dengan dompolan di ujung ranting.

Di Indonesia, ganja banyak tumbuh di daerah pegunungan wilayah provinsi Aceh.

Tanaman ganja juga dikenal denga istilah rami. Dahulu masyarakat menggunakan serat rami ini sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.

Baca Juga: Begini Efek Buruk Psikotropika Jenis Ganja, Salah Satunya Bikin Gangguan Jiwa

Di Aceh sendiri, daun dan biji ganja secara umum digunakan oleh penduduk lokal sebagai bahan tambahan dalam kopi atau penyedap masakan.

Masakan yang ditambahkan daun ganja dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan.

Ada tiga spesies murni ganja yang dikenal yaitu Cannabis Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Ruderalis.

Perbedaan ini terletak dari struktur morfologi tanamannya. Cannabis Sativa memiliki pohon yang paling tinggi, bisa mencapai 4-5 meter dengan ruas daun yang panjang dan bercabang.

Cannabis Indica memiliki pohon yang lebih pendek dari Sativa dan lebih tinggi daripada Ruderalis.

Indica memiliki ruas daun menjari yang lebih lebar, sedangkan Sativa memiliki ruas daun yang lebih ramping.

Ada juga Cannabis jenis hibrida yang merupakan persilangan dan rekayasa genetika dari ketiga jenis murni ganja tersebut.

Kemudian penggunaan ganja dengan dosis berlebih dan tak terkendali dapat menimbulkan ketergantungan.

Baca Juga: Viral, Seorang Ibu Minta Ganja Medis, Ternyata ini Manfaatnya untuk Kesehatan

Hal ini dikarenakan ganja mengandung zat psikoaktif yang juga dapat membuat penggunanya mengalami penurunan atau perubahan kesadaran.

Zat psikoaktif yang terkandung dalam ganja adalah THC (tetrahydrocanabinol) dan CBD (cannabidiol). Kombinasi persentase kedua zat ini juga berbeda di ketiga jenis ganja murni yang ada.

Cannabis Sativa memiliki kandungan THC lebih tinggi dibandingkan THC yang terdapat dalam C. Indica. Sedangkan kandungan CBD dalam C. Indica lebih tinggi daripada CBD dalam C. Sativa.

THC dalam ganja dengan cepat mempengaruhi kinerja otak manusia ketika ia menghirup asap yang dihasilkan dari pembakaran ganja. Asap yang terhirup ke paru-paru dapat masuk ke peredaran darah.

Darah yang mengandung THC akan dibawa ke otak dan organ tubuh lainnya. Efeknya dapat dirasakan secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Efek jangka pendek akan dapat dirasakan setelah 30 menit sampai 1 jam setelah penggunaan.***

Editor: Nahrudin

Sumber: bnn.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah