Jembatan Pelangi Cibuntu, Simpenan Kabupaten Sukabumi Roboh, Warga Gunakan Rakit untuk Menyebrang

13 Januari 2022, 21:25 WIB
Warga Cibuntu menggunakan rakit saat menyebrangi sungai Cimandiri Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. /*/dok. Mantra Sukabumi

MANTRA SUKABUMI - Sejumlah warga di Kampung Cibuntu, Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi harus rela menggunakan rakit saat menyebrangi sungai Cimandiri untuk bertivitas.

Hal itu dilakukan karena jembatan pelangi yang menghubungkan Desa Cibuntu Kecamatan Simpenan dan Desa Tonjong Kecamatan Palabuhanratu yang sebelumnya berdiri megah hancur diterjang derasnya sungai air Cimandiri pada Selasa malam alu.

Dengan kondisi tersebut, warga harus rela memakai rakit yang di buat oleh Bah Iyeh (55 tahun) warga Cibuntu.

Baca Juga: Satu Rumah Rusak Berat, Akses Jalan Tertutup akibat Bencana Longsor di Bantargadung Sukabumi

Bah Iyeh mengatakan rakit sengaja dibuat untuk menbantu mempermudah dab mempersingkat waktu tempuh warga saat akan melakukan aktivitas berkebun ataupun ke pasar Citarik.

"Ya ini sebagai alat transportasi warga menyebrang sungai, ini operasi sudah 3 bulan, pasca jembatan pelangi roboh," ujar Bah Iyeh pada Kamis, 13 Januaei 2022.

Bah Iyeh mengaku dalam satu hari kurang lebih sebanyak 50 orang warga Cibuntu menggunakan rakit untuk menyebrang sungai Cimandiri tersebut.

"Kalau mau nyebrang pakai rakit ini, kita gak patok harga, ada yang ngasih Rp 4ribu ada juga Rp 5ribu pulang pergi," jelasnya.

"Kalau lewat sini kan dekat, kepasar misalnya kalau lewat sini cukup Rp 10ribu kalau lewat sana, jalan raya Cibuntu - Cidadap bisa sampai Rp 50 ribu," sambungnya.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Jalan Buniwangi Palabuhanratu, Sebuah Mobil Pik Up Tabrak Bagian Belakang Truk

Masih kata Iyeh, warga terpaksa menyebrang menggunakan rakit untuk memangkas waktu tempuh saat akan pergi ke kebun ataupun ke pasar Citarik yang berada di Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu.

"Ya rata rata kegiatan warga menyebrang menggunakan rakit untuk pergi ke kebun, kepasar Citarik, kalau lewat sini kan dekat, anak sekolah juga ada kadang kadang," terangnya.

"Ini penghubung Desa Cibuntu sama desa tonjong, desa bojonggaling juga bisa," imbuhnya.

Iyeh menjelaskan berinisiatif membuat rakut dari bambu tersebut untuk membantu warga dengan biaya sendiri, dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp3 juta.

"Rakit dioperasikan setiap harinya mulai dari pukul 06.00 Wib hingga pukul 18.00 Wib," tandasnya. ***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler