Miris 26 Kasus Pekerja Migran Ilegal di Sukabumi 10 Bulan Terakhir, 5 Meninggal Dunia 

2 Oktober 2020, 19:54 WIB
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi, saat melaksanakan rapat di aula Kantor Kecamatan Kebonpedes, Jumat, 2 Oktober 2020. /SBMI Sukabumi/.*/SBMI Sukabumi

 

MANTRA SUKABUMI - Minat warga Kabupaten Sukabumi untuk bekerja keluar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) hingga saat ini masih sangat tinggi.

Sehingga tidak sedikit para PMI asal Kabupaten Sukabumi telah banyak terbujuk rayuan para calo atau sponsor yang telah memberangkatkan ke luar negeri dengan menggunakan jalur ilegal.

Hal itu berdasarkan data yang tercatat di Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi terhitung dari sejak awal Januari 2020 sampai September 2020, terdapat 26 kasus PMI yang berangkat kerja ke luar negeri menggunakan jalur non prosedural.

Baca Juga: Nasib Mantan Kades Bojongsari Sukabumi Akhiri Masa Tua di Penjara

Baca Juga: Dicopotnya Jaksa Agung Diduga Gegara Kasus Jaksa Cantik Pinangki

"Dari puluhan kasus PMI ilegal ini, lima diantaranya mereka meninggal dunia di tempat kerjanya, ada PMI asal Kecamatan Kalibunder, Sukaraja, Caringin, Curugkembar dan Kecamatan Kebonpedes," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi, Jejen Nurjanah, Jumat 2 Oktober 2020.

Dijelaskan Jejen aksi calo PMI ilegal ini menurutnya tentu sangat merugikan semua pihak, khususnya bagi PMI itu sendiri, karena selain tidak mendapatkan perlindungan ketenagakerjaan, PMI illegal juga tidak memiliki asuransi kematian, bahkan tidak sedikit upahnya pun tidak sesuai dengan standar.

"Iya seperti kasus baru-baru ini yang menimpa PMI asal Kecamatan Kebonpedes yang meninggal di Malaysia kemarin, selain upahnya tidak standar, hak-hak ketenagakerjaanya pun tidak ada. Salah satunya, asuransi kematian," paparnya.

Untuk itu mencegah adanya kembali warga yang menjadi PMI ilegal maupun Tindak Pidana Perdagan Orang (TPPO) pihaknya tidak henti-hentinya terus melakukan hiimbauan kepada masyarakat agar tidak mudah teriming-imingi upah yang besar untuk bekerja di luar negeri.

"Tentunya harus berani menolak jika ada orang yang mengajak kerja ke luar negeri apalagi gelagatnya mencurigakan untuk segera melapor ke aparat keamanan," jelasnya.

Baca Juga: Rakor Anev Pilkada: Mahpud MD Tegaskan Komitmen Bersama Sukseskan dan Prioritaskan Kesehatan

Baca Juga: Lokasi Persembunyian Narapidana Cai Changpan Telah Ditemukan, Buronan Terus Berlari

Masih kata Jejen, untuk mengurangi aksi para pelaku calo, pihaknya sudah sepakat bersama pemerintah kecamatan untuk mengadakan sosilasiadi dengan mengundang pihak RT dan RW serta mengundang para rekrutmen kerja di wilayah Kecamatan Kebonpedes untuk diberikan edukasi bagaiamana cara memberangkatkan pekerja ke luar negeri sesuai dengan prosedural.

"Jadi nanti kita edukasi masyarakat, siapa saja yang bisa membantu dan dimana informasi yang jelas itu didapatkan warga saat ingin dan akan berangkat jadi PMI," tandasnya.

Sementara itu, Koordinator Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Sukabumi, Sony Yuniarta mengatakan, adanya rencana tersebut pihaknya sudah sangat sepakat dan berencana akan memanggil semua pelaku sponsor di Kebonpedes untuk dilakukan sosialisasi tentang penempatan kerja migran yang resmi.

"Kita akan memberikan pemahaman kepada sponsor maupun pelaku penempatan supaya sesuai dengan undang-udang yang berlaku, jangan sampai kita mendengar kasus seperti kemarin kedepannya," timpalnya.

Diakuainya kasus untuk PMI yang berangkat Ilegal memang banyak, namun untuk jumlahnya secara detail, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti karena harus melihat terlebih dahulu di data base BP2MI.

Baca Juga: Waspada, Jika Melihat atau Mendengar Tanda Ini, Segaera Selamatkan Diri Anda, Tsunami Akan Datang

"Seperti halnya kasus PMI di Curugkembar, itu meninggal ia jalur ilegal dan warga Sukaraja yang wafat karena Covid-19 di saudi itu ilegal, sekarang di Kebonpedes juga sama ilegal," bebernya.

Namun menurutnya paling banyak ditemukan kasus PMI ilegal di Kabupaten SUkabumi itu, berada di daerah Kecamatan Kebonpedes dan Kecamatan Curugkembar.
Karena dari dulu wilayah Kecamatan Kebonpedes itu paling terkenal penempatan kerjanya ke negara timur tengah.

"Makanya tidak heran banyak pelaku penempatan kerja ke luar negeri atau sponsor yang beraktivitas di Kebonpdes. Bahkan pada beberapa tahun lalu, di Kebonpedes ini sampai ada pengantin pesanan ke negara timur tengah," pungkasnya.**

Editor: Abdullah Mu'min

Tags

Terkini

Terpopuler