Bukan Aib Tapi Waspada! Banyak Pemimpin Bangsa Positif COVID-19, Dokter Sebut Happy Hypoxia

1 Desember 2020, 14:55 WIB
ilustrasi virus covid-19 /Pixabay/PIRO4D

 

MANTRA SUKABUMI – Kondisi memprihatinkan banyak terjadi kepada umat manusia pandemi virus Corona di dunia. Selain para medis, para pemimpin bangsa di dunia rentan dari penyebaran COVID-19, dengan alasan tuntutan tugas.

Begitu juga dengan para pemimpin bangsa Indonesia, akhir-akhir ini dikabarkan banyak terkonfirmasi positif COVID-19, mulai dari Gubernur, Bupati, Pimpinan Umat, dan sebagainya.

Masalahnya, diantara para pemimpin bangsan yang positif COVID-19 saat dikonfirmasi melalui berbagai tes, mereka dalam kondisi sehat tanpa gejala. Saat semua elemen masyarakat terutama para pemimpin bangsa dengar apa yang dokter sebut ‘Happy Hypoxia’.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Para Habib Turun Gunung, Serang Seruan Jihad pada Adzan yang Diselipkan Lafadz Hayya Alal Jihad

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber bahwa COVID-19 dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti demam, batuk, dan pilek. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan sesak napas dan penurunan kesadaran akibat kekurangan oksigen. 

Di sisi lain, ada pula penderita COVID-19 yang tidak merasakan gejala apa pun. Meski terkadang tidak bergejala, ternyata infeksi virus Corona bisa saja membuat tubuh penderitanya mengalami penurunan oksigen secara perlahan.

Fenomena berkurangnya jumlah oksigen di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala inilah yang dikenal dengan sebutan happy hypoxia.

Baca Juga: Sebarkan Video Dubes Arab Saudi tentang Habib Rizieq, FPI: Tanpa Beban dan Tidak Berbelit-belit

1. Hipoksemia dan Happy Hypoxia

Normalnya, kadar oksigen di dalam darah (saturasi oksigen) ada pada rentang 95–100% atau sekitar 75–100 mmHg. Ketika kadar oksigen di dalam darah berkurang hingga di bawah angka tersebut, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen. Kondisi ini disebut hipoksemia atau hipoksia.

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hipoksia, di antaranya:

a. Kelainan jantung,

b. Gangguan fungsi paru-paru, misalnya asma, emfisema, bronkitis, pneumonia, PPOK, dan kanker paru-paru,

c. Gangguan pernapasan saat tidur atau sleep apnea.

Selain itu, hipoksia juga dapat terjadi pada orang yang menyelam hingga kedalaman tertentu atau berada di ketinggian tertentu.

Baca Juga: Polisi Periksa Habib Rizieq Shihab dan Imbau Pecinta Tak Perlu Antar, FPI: Kami Kembalikan ke Umat

Hipoksia yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan organ tubuh, seperti otak dan jantung. Ketika hal ini terjadi, fungsi organ akan terganggu sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Sebagian besar penderita yang mengalami hipoksia akan mengalami gejala sesak napas, lemas, kulit pucat, dan kuku serta bibir tampak kebiruan. Jika sudah parah, hipoksia bisa membuat penderitanya mengalami penurunan kesadaran atau bahkan koma.

Meski demikian, pada kasus tertentu, hipoksia bisa terjadi tanpa gejala apa pun dan baru terdeteksi ketika penderita menjalani pemeriksaan darah atau pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat yang disebut pulse oximeter. Kondisi yang dinamakan silent hypoxia atau happy hypoxia ini diduga dapat terjadi pada penderita COVID-19.

2. Penyebab Terjadinya Happy Hypoxia

Ada teori yang menyebutkan bahwa happy hypoxia terjadi akibat peradangan pada jaringan paru-paru yang disebabkan infeksi virus Corona. Ada pula yang menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena masalah pada sistem saraf yang mengatur fungsi pernapasan dan kadar oksigen dalam darah.

Meskipun penyebab terjadinya happy hypoxia pada penderita COVID-19 belum dapat dipastikan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa happy hypoxia dapat meningkatkan risiko kematian pada penderita COVID-19.

Baca Juga: Heboh, Duta Besar Arab Saudi Bongkar Kasus Habib Rizieq Saat Berada di Makkah

Oleh karena itu, setiap orang yang dinyatakan positif COVID-19 tetap perlu waspada meski tidak mengalami gejala apa pun.

3. Penanganan Happy Hypoxia

Kondisi hipoksia, baik yang yang bergejala maupun tidak, perlu segera ditangani oleh dokter. Untuk menangani hipoksia, dokter akan memberikan terapi oksigen serta menangani penyakit atau kondisi yang menyebabkan penurunan kadar oksigen tersebut.

Pada penderita hipoksia yang masih dapat bernapas, hipoksia bisa ditangani dengan pemberian oksigen melalui selang atau masker oksigen. Sedangkan pada penderita yang sudah mengalami penurunan kesadaran atau tidak dapat bernapas, dokter akan memberikan oksigen melalui ventilator dan melakukan perawatan di ruang ICU.

Baca Juga: Reuni 212 Akan Tetap Digelar, Berikut Deretan Tokoh yang Akan Hadiri Dialog Nasional

Jika Anda merasakan gejala COVID-19 atau pernah kontak dengan orang yang positif COVID-19, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Bila Anda dinyatakan terinfeksi virus Corona, tetaplah waspada meskipun tidak mengalami gejala, karena bisa saja terjadi kondisi happy hypoxia ini. **

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler