Cak Nun Beri Tanggapan Soal Adzan Hayya Alal Jihad: Nilai Islam Memang Sudah Lama Merasa Ditindas

2 Desember 2020, 19:48 WIB
Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun atau Mbah Nun. /Instagram/@caknunquotes

 

MANTRA SUKABUMI - Beredar sebuah video di media sosial yang menunjukkan beberapa orang berkumpul di sebuah ruangan sembari mendengarkan lantunan adzan.

Namun, yang berbeda dari adzan tersebut adalah diselipkan kalimat hayya alal jihad.

Sejumlah pihak dari kalangan politik maupun tokoh beranggapan bahwa hal tersebut merupakan tindakan penistaan agama, serta mengutuk keras adzan hayya alal jihad tersebut.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Usai Heboh Adzan Hayya Alal Jihad, Cak Nun: Saya Akan Sekalian Pakai Hayya Alal Qital

Salah satunya adalah intelektual Islam nasional, Muhammad Ainun Nadjib, melalui tulisannya yang dikirim pada website pribadi miliknya, caknun.com.

Sosok penceramah yang akrab dipanggil Cak Nun itu menuliskan, peristiwa tersebut harus dilihat dari 3 perspektif, antara lain syariat dan fiqih, lalu sosial dan politik, serta perspektif langit.

"Semakin banyak Jamaah yang melantunkan adzan dan iqamah yang ditambahi 'Hayya ‘alal Jihad' mengganti 'Hayya ‘alas-Shalah'," tulis Cak Nun, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari situs caknun.com pada Rabu, 2 Desember 2020.

"Kita bisa melihatnya dari (1) Perspektif syariat dan fiqih. (2) Dari perspektif sosial politik. Dan (3) Perspektif (katakanlah) Langit," imbuhnya.

Baca Juga: Benny Wenda Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat, Fadli Zon: Kok Masih Sibuk Urus HRS?

Menurutnya, secara fiqih, adzan hayya alal jihad tidak lazim, karena bukan merupakan ajaran dan tradisi yang ada sejak zaman Rasulullah SAW.

"Maka lazim juga andaikan ada Ulama yang menyebutnya melanggar syariat, bid’ah atau bahkan sesat. Memang “shalat” bisa dikontekstualisasikan menjadi jihad, bahkan menjadi qital atau harb. Jadi bunyinya bisa 'Hayya ‘alal qital'. Mari berperang," jelasnya.

Sementara itu, melalui perspektif sosial politik, Cak Nun menyebut Kaum Muslimin dan nilai-nilai Islam memang sudah sangat lama merasa ditindas, dianiaya, disakiti, diinjak-injak, tidak hanya puluhan tahun, bahkan mungkin berabad-abad.

Baca Juga: Oooh, Pantas Saja Kemarin Habib Rizieq Tidak Penuhi Panggilan Polisi, Ternyata Ini Alasannya!

"Sebagian dari antara mereka ada yang tidak tahan, sehingga berteriak, meledak, mengamuk, ada yang dengan pedang atau senjata rakitan, ada yang dengan kalam atau lidah seperti perubahan adzan itu," terangnya.

"Kalau perspektif pandangnya kita perluas, kita temukan spektrum di mana subjek-subjeknya sangat banyak: globalisasi, penjajahan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, imperialisme, kapitalisme global, amr dan iradah Allah Swt sendiri, dst," jelas Cak Nun.

Cak Nun menyebut, salah seorang temannya mengirim pesan WhatsApp kepada dirinya berisi: “2 tahun lalu petunjuk langit sudah tak sampaikan. Peradaban baru mempersyaratkan kematian separuh penduduk dunia karena wabah penyakit, paten pinaten (bunuh-bunuhan dan perang), bencana alam (gempa, tsunami, gunung meletus, longsor, banjir, tanah ambles dlsb).”

Baca Juga: Gawat, Habib Ini Sebut Akan Terjadi Pertumpahan Darah di Indonesia Terkait Habib Rizieq

Menurutnya, hal tersebut tidak mengherankan, karena merupakan peristiwa sosial, gejala alam, maupun takdir dari Tuhan.

"Tidak ada yang mengherankan dari perilaku manusia, peristiwa alam maupun kemauan Tuhan. Kita semua hanya bisa terus bernapas, berjalan, bekerja, dengan bismillahirRahmanirRahim," pungkasnya.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler