Najwa Tanya Mantan Menteri KKP Soal Pemerintah, Susi Ungkap Mental Tambang dan Lima Triliun

25 Desember 2020, 13:39 WIB
Susi Pudjiastuti menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa. /tangkap layar youtube.com / Najwa Shihab

MANTRA SUKABUMI – Acara Mata Najwa Edisi Rabu, 23 Desember 2020 memasang tema ‘GELAP TERANG 2020’ yang disiarkan secara langsung melalui satu stasiun tv swasta.

Beberapa Narasumber berhasil dikonfirmasi oleh Najwa Shihab, diantaranya Susi Pudjiastuti (mantan Menteri KKP), Politisi Arief Poyuono, penyanyi Rossa, musisi Ari Lasso, Komedian Abdur Arsyad, dan dari golongan ulama Najwa Shihab menghadirkan Habib Husein Al-Hadar. 

Hari Jumat, 25 Desember 2020, Najwa Shihab rilis bagian diskusi dengan mantan menteri KKP, Susi Pudjiastuti, yang ditayangkan melalui kanal Narasi TV yang diunggah di akun Instagram @matanajwa.

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal Jadi Bermakna

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti Tiba-tiba Sampaikan Berita Duka Mendalam

Wawancara Mata Najwa dengan narasumber Susi Pudjiastuti ini dilakukan secara virtual. Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan NarasiTV pada akun Instagram @matanajwa, 25 Desember 2020. 

Bisa dibilang, ini bagian yang ditunggu-tunggu oleh pemirsa Mata Najwa dan tentu pecinta kelautan Indonesia, karena kalau mengikuti acara secara keseluruhan tentu butuh waktu yang lama.

Diawali dengan gurauan Najwa tentang sosok menteri yang ideal mengisi kursi Menteri KKP, Najwa berdalih menyambung suara ribuan netizen yang mengharapkan Susi Pudjiastuti kembali memimpin Kementerian KP.

“Satu Juta netizen, sepuluh juta netizen, it’s nothing, itu tidak dapat mengubah, itu hak prerogatif presiden, so no comment”, jawab Susi sambil angkat tangan.

Selanjutnya Najwa tanya dan minta jawaban ‘jujur’ dari Susi Pudjiastuti hal tanggapan atau reaksi spontan dari Bu Susi begitu mendengar kabar penangkapan menteri Edhy karena menerima suap soal ekspor benih lobster.

“Saya no, comment saja.... Najwa, itu proses hukum, biar saja berlaku, ya.. kaget? tidak. You remember, dulu saya ditawari lima triliun, saya tidak mau”, ungkap Susi sambil rehat dengan seteguk minuman di cangkir putihnya.

Baca Juga: Simak, Berikut Daftar 60 Daerah yang Berstatus Zona Merah dengan Infeksi Sebanyak 685.639 Kasus

Merasa mendapat celah, Najwa gencar mengungkap tawaran lima triliun itu dari mana sumbernya. Apa dari pengambil kebijakan atau ada upaya mempengaruhi keputusan Susi.

“Oh enggak. Itu general illegal fishing, kapal asing dan lain sebagainya”, ujar Susi.

Susi juga bilang kalau soal benur pada saat itu belum terungkap. Susi Pudjiastuti saat diangkat jadi menteri, fokusnya menangani illegal fishing.

Najwa juga singgung reaksi netizen begitu tersiar kabar penangkapan menteri Edhy, muncul foto-foto Bu Susi dengan berbagai tampilan yang seolah-olah menyambung kabar penangkapan dengan sikap antipati Bu Susi.

“Itu foto dari tahun 2009, atau 2007”, jawab Susi.

Selanjutnya, Najwa mulai tarik napas, pertanda Najwa mulai menyiapkan pertanyaan seriusnya. Najwa tanya perasaan Bu Susi ketika berada diluar lingkaran kebijakan seperti sekarang, ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan pendirian Bu Susi.

“Sebagai orang lingkungan, ya tentu saya gemas. Saya gemas karena saya dari dulu bukan cuma tentang laut. Saya menentang trawl, menentang illegal fishing, menentang distract fishing. Itu dari zaman dulu...tapi kalau”, jelas Susi.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Indonesia dan Turki, Vaksin Sinovac Buatan China Dilaporkan Efektif di Brazil

“Tapi kalau seperti bibit lobster, itu saya tahu setelah saya jadi menteri, bahwa lobster itu hilang karena bibitnya diambilin, gitu loh. Makanya saya buat larangan, tapi kan sekarang di-lost,” urai Susi dengan semangat.

“Persoalannya sekarang kita ngomong sama pemerintah, tidak akan didengar”, ujar Susi.

Najwa menyela uraian Susi dengan mempertanyakan kenapa ‘omongan’ Bu Susi yang sekelas menteri dimana kebijakannya sudah dijalankan oleh pemerintah, Najwa heran, kok sampai bisa tidak didengar.

“Masalahnya, yang pegang kuasa itu di pemerintah saat ini sekarang, majority adalah orang-orang tambang. Kalau orang tambang itu ya gali..keruk sebanyak-banyaknya hari ini, supaya –keuntungan- kena kita semua”, ungkap Susi.

“-Prinsipnya- jangan sisakan, nanti kita rugi. Kalau ikan hasil laut dikelolanya seperti tambang, ya.. habis”, urai Susi Pudjiastuti dengan tegas.

Baca Juga: Waspada Sering Menguap, Bisa Jadi Anda Terkena Serangan Jantung, Simak Penjelasannya

“Tapi kan bodoh. Itu kan renewable resources – masa mau dikelola dengan cara tambang - , mengekstraksi, mengeksploitasi kayak tambang”, sambung Susi.

“Selama yang memegang policy itu orang tambang, ya mereka akan anggap laut itu ditambang, bukan dikelola”, pungkas Susi Pudjiastuti. ***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler