MANTRA SUKABUMI - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyampaikan duka cita mendalam.
Hal itu setelah 5 tokoh ulama kharismatik Indonesia wafat. Ia mengatakan ini sebagai musibah besar bagi bangsa Indonesia.
Hendropriyono juga mengutip sebuah maqalah yang menyebutkan wafatnya orang alim adalah kecelakaan bagi bangsa tersebut.
Baca Juga: Istri Almarhum Dai Sejuta Umat Zainuddin MZ Wafat, Anak Gus Mus: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
Baca Juga: Ditanya Alasan Chat Mesum HRS Dibuka Lagi, Mahfud MD Jawab Tunggu Proses Polisi Saja
Hal itu disampaikan Hendropriyono melalui akun Twitter miliknya. Ia turut berduka cita atas wafatnya tokoh ulama yang ia sebut konsisten dalam mendidik dan memajukan generasi bangsa.
"Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’un. Saya turut berduka cita atas meninggalnya para ulama panutan bangsa, beliau-beliau ini sangat konsisten dalam mendidik dan memajukan generasi bangsa yang cinta terhadap negaranya," tulis Hendropriyono sambil mengunggah foto tokoh ulama yang meninggal dikutip mantrasukabumi.com pada Minggu, 3 Januari 2021.
"Sebuah Maqalah mengatakan “Mautul ‘alim mautul ‘alam” ketika meninggalnya seorang alim tentunya itu adalah kecelakaan bagi bangsa tersebut. Ilmu-ilmu di dunia ini dicabut dengan cara diwafatkannya orang alim," lanjut Handropriyono.
Baca Juga: Mengagumkan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Datangi Tempat Pemakaman Umum, Ini yang Dilakukan
Karena itulah lanjut Hendropriyono, dirinya sangat berduka cita atas wafatnya para ulama tersebut.
Dirinya pun berdoa agar Allah menempatkan para ulama yang wafat tersebut di tempat yang terbaik di sisi-Nya.
"Saya sebagai seorang Indonesia, sgt berduka-cita atas meninggalnya para Ulama kita, sungguh ini adalah musibah besar bagi kita. Semoga beliau semua ditempatkan di sisi terbaik-Nya Allah SWT," pungkasnya.
Kelima tokoh ulama tersebut adalah Habib Ja'far bin Muhammad bin Hamid bin Umar Al Kaff, Raden KH Abdullah Nachrawi bin Mama RKH Yasin Tanah Baru.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan Pesan Mengharukan: Manusia Boleh Berencana, Tapi Tuhan Penentunya
Kemudian Tuan Guru KH Abdullah Jambi, KH Abdul Khaliq, dan terakhir KH Abdul Hayyie Na'im.***