Setelah Empat Hari Melemah, Harga Emas Mulai Merangkak Naik 2,2 Dolar

19 Februari 2021, 07:13 WIB
Ilustrasi - Emas batangan dan uang dolar AS /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI - Seolah balas dendam setelah tiga hari berturut-turut harga emas selalu anjlok, mulai Kamis hingga Jum'at pagi harganya mulai merangkak naik.

Harga emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didorong beberapa aksi buru harga murah setelah mengalami kerugian selama empat hari berturut-turut hingga berada di bawah 1.800 dolar AS, sebagian dipicu juga oleh data ekonomi agak suram dan dolar yang lebih rendah.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi ditutup pada 1.775,00 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu, 17 Februari 2021 emas berjangka terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS.

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Raffi Ahmad Sampaikan Kabar Duka, Denny Cagur: Selamat Jalan

Harga emas berjangka anjlok 24,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.799,00 dolar AS pada Selasa, 16 Februari 2021, setelah turun 3,6 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.823,20 dolar AS pada Jumat, 12 Februari 2021, setelah jatuh 15,9 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.826,80 dolar AS pada Kamis, 11 Februari 2021.

Data ekonomi AS baru-baru ini, termasuk angka manufaktur dari Federal Reserve New York sangat kuat dan menunjukkan "banyak hal mulai pulih dari kemerosotan Virus Corona," kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn. Dikutip mantrasukabumi.com dari laman AntaraNews.com Jum'at, 19 Februari 2021.

Namun data ekonomi terpisah dari Federal Reserve Philadelphia menempatkan indeks manufaktur pada 23,1 pada Februari, turun dari 26,5 pada Januari.

Beberapa aksi berburu harga murah, mengingat penurunan harga emas di bawah 1.800 dolar dan greenback yang lebih rendah, juga mendorong kenaikan awal emas dari posisi terendah baru-baru ini, kata Haberkorn.

Baca Juga: Manjanya Nisa Sabyan Viral di Tiktok, Nissa Sabyan: Aku Pengen Dimanja

Selain itu memberikan dorongan untuk harga emas, Federal Reserve AS pada Rabu, 17 Februari 2021 menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai inflasi dan lapangan kerja meningkat.

Reaksi emas terhadap peningkatan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan pada Kamis, 18 Februari 2021 uga relatif teredam, karena imbal hasil obligasi AS naik di tengah tanda-tanda kenaikan ekonomi.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis, 18 Februari 2021 melaporkan bahwa 861.000 orang mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 13 Februari, tertinggi dalam empat bulan.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pembangunan rumah baru turun ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,58 juta pada Januari, turun 6,0 persen dari angka yang direvisi pada Desember 2020.

Baca Juga: Dengan Bantuan Mayang, Rendy Berhasil Tangkap Mateo, Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 19 Februari 2021

Imbal hasil yang lebih tinggi telah mengikis daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi akhir-akhir ini, karena meningkatkan peluang kerugian untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas mengalami kesulitan untuk mencoba memenangkan investor sebagai lindung nilai inflasi, karena aset lain lebih disukai, kata Analis Pasar FXTM, Han Tan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 23,7 sen atau 0,87 persen menjadi ditutup pada 27,078 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 17 dolar AS atau 1,35 persen menjadi menetap di 1.274,70 dolar AS per ounce.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler