Ditemukan Hiu Mirip Wajah Manusia, BBKSDA: Masih dalam Bentuk Janin

28 Februari 2021, 19:15 WIB
Ditemukan Hiu Mirip Wajah Manusia, BBKSDA: Masih dalam Bentuk Janin./* /GEORGE DESIPRIS/pexels.com/@georgedesipris

 

MANTRA SUKABUMI - Beberapa waktu lalu seorang nelayan di kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur  (NTT) menemukan bayi hiu yang wajahnya menyerupai manusia.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa bayi hiu yang wajahnya menyerupai manusia beberapa waktu lalu adalah bayi hiu yang dalam bentuk janin sehingga belum berkembang.

Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara kepada wartawan di Kupang Minggu (28/2) mengatakan bahwa hal itu berdasar hasil diskusi dengan dosen sekaligus Peneliti Ikan (Ichthyologist) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Charles P.H. Simanjuntak.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tanggapi Investasi Miras di Papua, Natalius Pigai: Presiden Jokowi Tertipu 2 Kali

"Menurut Charles bayi hiu yang diawetkan masih dalam kondisi janin atau fetus, yang belum dilahirkan oleh induk hiu," katanya.

Dari hasil pengumpulam data dan wawancara dengan seorang nelayan di Rote nelayan bernama Abdullah Fero keluarga dari Akram Hanasim yang mengawetkan bayi hiu itu.

Mereka menceritakan bahwa sebelumnya, pihaknya mendapati seekor ikan hiu dalam kondisi mati tersangkut di jaring ikan miliknya yang dipasang di Nusalai (Batu Pulau), Desa Papela. Dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi ANTARA pada Minggu, 28 Februari 2021.

" Ikan hiu sepanjang sekitar 1,50 meter itu kemudian dibawa ke darat dan ketika dibelah perutnya terdapat tiga janin di dalamnya," ujar Timbul.

Dari ketiga janin hiu tersebut salah satunya berwujud menyerupai manusia. Janin yang kemudian membuat riuh pemberitaan ini diawetkan dalam wadah kaca berisikan cairan alkohol. Petugas lalu melakukan pengukuran terhadap awetan janin hiu dengan hasil panjang 20 cm dan berat 300 gram.

Baca Juga: Wajib Tahu, Berikut Cara Ampuh untuk Hindari Ghibah, Salah Satunya Intropeksi Diri

Selain itu juga spesies hiu tersebut juga masuk dalam kategori rentan dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kemudian juga bagian lubang atau bulatan adalah organ mata namun posisinya belum berada pada bagian lateral (sisi tubuh) melainkan ventral (depan).

Informasi ini sekaligus mematahkan dugaan bahwa kedua lubang yang ada di tubuh hiu tersebut adalah hidung.

"Mata yang tidak bermigrasi saat pembentukan embrio, yaitu berada pada bagian ventral, mengindikasikan adanya cacat bawaan atau congenital abnormalities/ the birth deformity," tambah dia.

Lebih lanjut Timbul mengingatkan kembali bahwa walaupun hiu belum termasuk mamalia yang dilindungi menurut Peraturan Menteri LHK Nomor 106 tahun 2018, namun keberadaannya penting di perairan laut.

Posisi hiu dalam rantai makanan adalah sebagai top predator berfungsi untuk mengendalikan jenis-jenis yang dimangsanya.

Baca Juga: Cuaca Ekstreme Awal Maret Besok, BMKG: Waspada Peningkatan Iklim Berpotensi Kebakaran Hutan dan Hujan

Baca Juga: Tanggapi Investasi Miras di Papua, Natalius Pigai: Presiden Jokowi Tertipu 2 Kali

Penurunan populasi hiu dikhawatirkan akan meningkatkan jenis ikan seperti kakap, tuna, dan kerapu yang walaupun menggiurkan dari sisi ekonomi namun destruktif bagi ekosistem lautan yakni habisnya spesies-spesies di level bawah piramida makanan.

" Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi konsumsi sirip hiu dan nelayan untuk menghentikan eksploitasi ikan hiu, supaya sumberdaya perairan dapat terus dimanfaatkan secara lestari," katanya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler