Usai Moeldoko jadi Ketum Versi KLB, Ruhut Sitompul Tanggapi AHY Kurang Jam Terbang

23 Maret 2021, 11:20 WIB
Usai Moeldoko jadi Ketum Versi KLB, Ruhut Sitompul Tanggapi AHY Kurang Jam Terbang./* /YouTube Akbar Faizal Uncensored

MANTRA SUKABUMI - Kisruh Demokrat dengan terpilihnya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko hingga kini belum ada titik terang terkait dengan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (Menkumham).

Kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama kader lainnya dan didukung sejumlah Ormas belum membuahkan hasil.

Mereka terus berjuang untuk mempertahankan AHY sebagai Ketua yang syah sesuai dengan AD-ART 2020.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Bayar Kontan, Setelah Diusir dari All England, Hukum Karma Berlaku

AHY sudah melayangkan gugatan ke Menkumham disertai dokumen penting kepartaian untuk menolak pengesahan Ketum versi KLB Deli Serdang.

Hingga kini, AHY dengan sejumlah kader menolak hasil KLB tersebut, dan berharap tidak ada pengesahan dari Menkumham karena ilegal menurutnya.

Politisi PDI-P Ruhut Sitompul menanggapi kubu AHY atas usahanya untuk mendapatkan keadilan kepada pemerintah,  sepak terangnya selama ini dianggap kurang profesional.

Tanggapan Ruhut seperti yang tertulis dalam akun Twitter milik pribadinya @ruhutsitompul pada Selasa.

"Makin terlihat perlunya jam terbang/pengalaman kalau mau menjadi Tokoh," kata Ruhut, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Twitter @ruhutsitompul pada Selasa, 23 Maret 2021.

Ruhut memperhatikan tindakan yang dilakukan Kubu AHY seperti kebakaran jenggot.

Baca Juga: Seolah Rindu Berat pada Sang Istri dan Anak, Tengah Malam Prabowo Subianto Unggah Foto Saat Bersama

Baca Juga: Selain Jaga Kesehatan Jantung, Konsumsi Spirulina dapat Tingkatkan Kesehatan Tubuh

"Bukan seperti kebakaran jenggot gerudak geruduk seperti cacing kepanasan karena sekarang masih berdiri sama tinggi duduk sama rendah nanti setelah keluar hasil Menteri Hukum & HAM baru ach gelap MERDEKA," pungkasnya.

Ruhut katakan Usaha AHY selama ini dianggap tidak berarti baginya. Justru sebaliknya, Temuan survei CPCS menunjukkan adanya kenaikan secara mengejutkan elektabilitas bagi Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu dalam pertarungan menuju Pilpres 2024.

Dan ini menunjukan bahwa AHY dipandang profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua umum DPP Demokrat, disertai banyak dukungan terhadapnya.

"AHY secara mengejutkan naik elektabilitasnya sebagai calon presiden (capres) dari kisaran di bawah 2 persen menjadi 6,3 persen, mengejar Prabowo yang masih teratas serta Ridwan Kamil dan Ganjar, Pranowo," kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam siaran persnya di Jakarta, Senin 22 Maret 2021.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler